Wednesday, 22 July 2015

Zakat Hasil Tanaman dan Buah-Buahan

2. Zakat Hasil Tanaman dan Buah-Buahan

zakat tanaman dan buah
Para ahli fiqih (fuqoha) sepakat atas kewajiban zakat tanaman dan buah-buahan. Tetapi mereka berbeda pendapat dalam jenis tanaman dan buah apa saja yang dizakatkan. Pembahasan ringkasnya adalah sebagai berikut :

Zakat tanaman dan buah-buahan hanya pada yang disebut kan secara tegas oleh syariat , seperti gandum, padi, biji-bijian, kurma dan anggur, selain itu tidak ada zakat . Ini pendapat Imam Al Hasan
Al Bashri, Imam Suf yan Ats Tsauri, dan Imam Asy Sya’bi. Pendapat ini dikuat kan oleh Imam Asy Syaukani. Pendapat ini berdasarkan wasiat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada Muadz bin Jabal dan Abu Musa Al Asy’ari ket ika mereka diutus ke Yaman:
“Janganlah kalian ambil zakat kecuali dari empat macam: biji-bijian, gandum, anggur kering, dan kurma. “ (HR. Al Hakim dalam AlMust adrak No. 1459, kat anya: shahih. Al Baihaqi dalam As Sunan Al
Kubra No. 7242 , Ad Daruqut hni No. 15)Secara khusus t idak adanya zakat sayur-sayuran (Al Khadharawat ), Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
Pada sayur-sayuran t idak ada zakat nya. (HR. Al Bazzar No. 940, At h T habarani dalam Al Awsat h No. 5921. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’ No. 5411)Maka, tidak ada zakat
pada semangka, jambu, durian, sayur-sayuran, dan lainnya yang tidak disebut kan oleh nash. Kecuali jika buah-buahan dan tanaman ini diperdagangkan, maka masuknya dalam zakat tijarah. Sayur-sayuran dan semua yang dihasilkan oleh bumi (t anah) wajib dizakat i, ini adalah pendapat Imam Abu Hanifah, juga Imam Ibnul ‘Arabi, dan Syaikh Yusuf Al Qaradhawi, dan umumnya ulama
kontemporer.

 Dasarnya keumuman firman Allah Ta’ala: Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu .. (QS. Al Baqarah (2): 267)Juga keumuman hadits: Apa saja yang disirami air hujan maka zakatnya sepersepuluh. (Hadits yang semisal ini diriwayat kan oleh banyak imam
diantaranya: Al Bukhari, At Tirmidzi, An Nasa’i, Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad, Al Baihaqi, Ath Thabarani, Ad Daruquthni, Al Baghawi, Al Bazzar, Ibnu Hibban, Ath Thahawi, dan Ibnu
Khuzaimah)Maka, hasil tanaman apa pun mesti dikelurkan zakatnya, baik yang dikeluarkan adalah hasilnya itu, atau harganya. Pendapat Al Qadhi Abu Yusuf yang mengatakan semua yang
tumbuh dari bumi mesti dizakatkan, selama yang bisa bertahan dalam setahun. Ada pun yang tidak bisa bertahan dalam setahun seperti mentimun, sayur-sayuran, semangka, dan yang apa saja
yang akan busuk dalam waktu sebelum setahun, maka itu tidak ada zakat .

Kalangan Malikiyah berpendapat , hasil bumi yang dizakat kan memiliki syarat yaitu yang bertahan (awet ) dan kering, dan ditanam oleh orang, baik sebagai makanan pokok seperti gandum
dan padi, atau bukan makanan pokok seperti jahe dan kunyit . Mereka berpendapat tidak wajib zakat pada buah tin, delima, dan sayur-sayuran. Kalangan Syaf i’iyah berpendapat , hasil bumi wajib dizakatkan dengan syarat sebagai makanan pokok dan dapat disimpan, serta ditanam oleh manusia, seperti padi dan gandum. Tidak wajib zakat pada sayur-sayuran. Imam Ahmad berpendapat , hasil bumi wajib dizakat kan baik bijibijian dan buah-buahan, yang bisa kering dan tahan lama, baik
yang ditakar dan di anam manusia, baik makanan pokok seperti gandum dan padi, atau bukan seperti jahe dan kunyit . Juga wajib zakat buah-buahan yang punya ciri di atas seperti kurma, anggur,
tin, kenari, dan lainnya. Sedangkan yang tidak bisa dikeringkan tidak wajib zakat seperti semangka, pepaya, jambu, dan semisalnya. Kita lihat , para ulama sepakatt entang wajibnya zakat tanaman hanya pada kurma, padi, gandum, biji-bijian, dan anggur. Tetapi mereka tidak sepakat tent ang wajibnya zakat pada tanaman yang bukan menjadi makanan pokok, seperti jahe, kunyit , buah-buahan selain anggur dan kurma, dan sayur-sayuran, sebagian mengat akan wajib, sebagian lain
tidak. Masing-masing alasan telah dipaparkan di atas. Nishabnya adalah jika hasilnya sudah mencapai 5 wasaq, sebagaimana disebutkan dalam hadits:
Tidak ada zakat pada apa-apa yang kurang dari lima wasaq. (HR. Bukhari No. 1484, Muslim No. 979)
Lima wasaq adalah enam puluh sha’ berdasarkan ijma’, dan satu sha’ adalah empat mud, lalu satu mud adalah seukuran penuh dua telapak tangan orang dewasa. Dr. Yusuf Al Qaradhawi telah membahas ini secara rinci dalam kitab monument al beliau, Fiqhuz Zakah, dan

menyimpulkan bahwa lima wasaq adalah setara dengan +/- 653 Kg.

No comments:

Post a Comment

ini komentar