2. Zakat Hasil
Tanaman dan Buah-Buahan
zakat tanaman dan
buah
Para ahli fiqih
(fuqoha) sepakat atas kewajiban zakat tanaman dan buah-buahan. Tetapi mereka
berbeda pendapat dalam jenis tanaman dan buah apa saja yang dizakatkan.
Pembahasan ringkasnya adalah sebagai berikut :
Zakat tanaman dan
buah-buahan hanya pada yang disebut kan secara tegas oleh syariat , seperti
gandum, padi, biji-bijian, kurma dan anggur, selain itu tidak ada zakat . Ini
pendapat Imam Al Hasan
Al Bashri, Imam Suf
yan Ats Tsauri, dan Imam Asy Sya’bi. Pendapat ini dikuat kan oleh Imam Asy
Syaukani. Pendapat ini berdasarkan wasiat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam kepada Muadz bin Jabal dan Abu Musa Al Asy’ari ket ika mereka diutus ke
Yaman:
“Janganlah kalian
ambil zakat kecuali dari empat macam: biji-bijian, gandum, anggur kering, dan
kurma. “ (HR. Al Hakim dalam AlMust adrak No. 1459, kat anya: shahih. Al
Baihaqi dalam As Sunan Al
Kubra No. 7242 , Ad
Daruqut hni No. 15)Secara khusus t idak adanya zakat sayur-sayuran (Al
Khadharawat ), Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
Pada sayur-sayuran
t idak ada zakat nya. (HR. Al Bazzar No. 940, At h T habarani dalam Al Awsat h
No. 5921. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’ No. 5411)Maka,
tidak ada zakat
pada semangka,
jambu, durian, sayur-sayuran, dan lainnya yang tidak disebut kan oleh nash.
Kecuali jika buah-buahan dan tanaman ini diperdagangkan, maka masuknya dalam
zakat tijarah. Sayur-sayuran dan semua yang dihasilkan oleh bumi (t anah) wajib
dizakat i, ini adalah pendapat Imam Abu Hanifah, juga Imam Ibnul ‘Arabi, dan
Syaikh Yusuf Al Qaradhawi, dan umumnya ulama
kontemporer.
Dasarnya keumuman firman Allah Ta’ala: Hai
orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi
untuk kamu .. (QS. Al Baqarah (2): 267)Juga keumuman hadits: Apa saja yang
disirami air hujan maka zakatnya sepersepuluh. (Hadits yang semisal ini
diriwayat kan oleh banyak imam
diantaranya: Al
Bukhari, At Tirmidzi, An Nasa’i, Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad, Al Baihaqi, Ath
Thabarani, Ad Daruquthni, Al Baghawi, Al Bazzar, Ibnu Hibban, Ath Thahawi, dan
Ibnu
Khuzaimah)Maka,
hasil tanaman apa pun mesti dikelurkan zakatnya, baik yang dikeluarkan adalah
hasilnya itu, atau harganya. Pendapat Al Qadhi Abu Yusuf yang mengatakan semua
yang
tumbuh dari bumi
mesti dizakatkan, selama yang bisa bertahan dalam setahun. Ada pun yang tidak
bisa bertahan dalam setahun seperti mentimun, sayur-sayuran, semangka, dan yang
apa saja
yang akan busuk
dalam waktu sebelum setahun, maka itu tidak ada zakat .
Kalangan Malikiyah
berpendapat , hasil bumi yang dizakat kan memiliki syarat yaitu yang bertahan
(awet ) dan kering, dan ditanam oleh orang, baik sebagai makanan pokok seperti
gandum
dan padi, atau
bukan makanan pokok seperti jahe dan kunyit . Mereka berpendapat tidak wajib
zakat pada buah tin, delima, dan sayur-sayuran. Kalangan Syaf i’iyah
berpendapat , hasil bumi wajib dizakatkan dengan syarat sebagai makanan pokok
dan dapat disimpan, serta ditanam oleh manusia, seperti padi dan gandum. Tidak
wajib zakat pada sayur-sayuran. Imam Ahmad berpendapat , hasil bumi wajib
dizakat kan baik bijibijian dan buah-buahan, yang bisa kering dan tahan lama,
baik
yang ditakar dan di
anam manusia, baik makanan pokok seperti gandum dan padi, atau bukan seperti
jahe dan kunyit . Juga wajib zakat buah-buahan yang punya ciri di atas seperti
kurma, anggur,
tin, kenari, dan
lainnya. Sedangkan yang tidak bisa dikeringkan tidak wajib zakat seperti
semangka, pepaya, jambu, dan semisalnya. Kita lihat , para ulama sepakatt
entang wajibnya zakat tanaman hanya pada kurma, padi, gandum, biji-bijian, dan
anggur. Tetapi mereka tidak sepakat tent ang wajibnya zakat pada tanaman yang
bukan menjadi makanan pokok, seperti jahe, kunyit , buah-buahan selain anggur
dan kurma, dan sayur-sayuran, sebagian mengat akan wajib, sebagian lain
tidak.
Masing-masing alasan telah dipaparkan di atas. Nishabnya adalah jika hasilnya
sudah mencapai 5 wasaq, sebagaimana disebutkan dalam hadits:
Tidak ada zakat
pada apa-apa yang kurang dari lima wasaq. (HR. Bukhari No. 1484, Muslim No.
979)
Lima wasaq adalah
enam puluh sha’ berdasarkan ijma’, dan satu sha’ adalah empat mud, lalu satu
mud adalah seukuran penuh dua telapak tangan orang dewasa. Dr. Yusuf Al
Qaradhawi telah membahas ini secara rinci dalam kitab monument al beliau,
Fiqhuz Zakah, dan
menyimpulkan
bahwa lima wasaq adalah setara dengan +/- 653 Kg.
No comments:
Post a Comment
ini komentar