Sel Telur
Jika sperma didesain sesuai dengan sel telur, sel telur juga disiapkan sebagai benih kehidupan pada
medium yang sama sekali berbeda…. Tanpa sepengetahuan perempuan, sel telur yang telah matang di indung telur ditinggalkan di rongga perut, kemudian tertangkap oleh lengan-lengan pada ujung organ tubuh bernama tuba falopii rahim. Setelah itu, sel telur mulai bergerak dengan bantuan gerakan rambut pada tuba falopii. Sel telur ini besarnya hanya setengah partikel garam.
Sel telur dan sperma bertemu di dalam tuba falopii. Di sini sel telur mulai mengeluarkan cairan khusus. Dengan bantuan cairan ini, spermatozoa menemukan lokasi sel telur. Kita harus menyadari bahwa tatkala kita mengatakan sel telur “mulai mengeluarkan”, kita tidak sedang membicarkan manusia atau suatu makhluk sadar. Hal ini tidak dapat dijelaskan melalui konsep kebetulan, bahwa massa protein mikroskopis “memutuskan” tindakan itu “dengan sendirinya”, kemudian “mempersiapkan” dan mengeluarkan senyawa kimia untuk menarik spermatozoa kepadanya. Ini merupakan bukti bahwa ada sebuah perancangan dalam proses ini.
Singkatnya, sistem reproduksi tubuh didesain untuk mempersatukan sel telur dan sperma. Ini berarti
bahwa sistem reproduksi perempuan diciptakan sesuai dengan kebutuhan spermatozoa dan spermatozoa diciptakan sesuai dengan kebutuhan lingkungan di dalam tubuh wanita.
Pertemuan Sperma Dan Sel Telur
Ketika sperma—yang akan membuahi sel telur—semakin mendekati sel telur, sel telur kembali
“memutuskan” untuk mengeluarkan suatu cairan, yang disiapkan khusus bagi sperma, untuk melarutkan perisai perlindungan sperma. Akibatnya, terbukalah kantung enzim pelarut pada ujung sperma, yang dibuat secara khusus untuk sel telur. Ketika sperma mencapai sel telur, enzim-enzim ini melubangi membran sel telur dan memungkinkan sperma masuk. Spermatozoa di sekeliling telur mulai berebut masuk, tetapi biasanya hanya satu sperma yang berhasil membuahi sel telur.
Ayat-ayat Al Quran yang menjelaskan tahapan ini sangatlah menarik. Dalam Al Quran, dinyatakan
bahwa manusia dibuat dari saripati cairan hina, yaitu air mani.
“Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.” (QS. As-Sajadah: 8).
Sebagaimana diungkapkan ayat tersebut, bukan cairan yang membawa spermatozoa itu yang membuahi
telur, melainkan “saripatinya” saja. Saripati tersebut adalah sperma di dalamnya, yang menjadi agen
pembuahan, atau lebih tepat lagi, kromosom di dalam sperma tersebut, yang merupakan “saripati” sperma. Ketika sel telur membiarkan satu sperma masuk, sperma lain tidak mungkin masuk. Penyebabnya adalah medan listrik yang terbentuk di sekeliling sel telur. Wilayah di sekeliling telur bermuatan negatif (-) dan begitu sperma pertama menembus sel telur, muatan ini berubah menjadi positif (+). Oleh karena itu, sel telur tersebut, yang kini bermuatan sama dengan spermatozoa lain di luar, mulai menolak mereka. Ini berarti muatan listrik kedua zat tersebut, yang terbentuk secara independen dan terpisah, juga bersesuaian.
Akhirnya, bergabunglah DNA laki-laki di dalam sperma dan DNA perempuan di dalam sel telur.
Sekarang terdapat benih pertama, sel pertama dari manusia baru, di dalam kandungan ibu: zigot.
Segumpal Darah Yang Melekat Pada Rahim …
Saat sperma dari laki-laki bersatu dengan sel telur dari perempuan, inti dari bayi yang akan dilahirkan
mulai terbentuk. Sel tunggal ini, yang dalam biologi dikenal dengan istilah “zigot”, akan segera mulai
berkembang dengan melakukan pembelahan sel, dan akhirnya menjadi “segumpal daging”.
Namun, zigot tersebut tidak menghabiskan masa pertumbuhannya dalam kehampaan. Zigot melekat
pada rahim, bagaikan akar yang menancap kuat ke bumi melalui sulurnya. Melalui ikatan ini, zigot
memperoleh zat gizi yang penting bagi pertumbuhannya dari tubuh sang ibu.
Perincian seperti ini tak mungkin diketahui tanpa pengetahuan fisiologi yang memadai. Jelas, berabadabad lalu tidak ada seorang pun yang menguasai ilmu seperti itu. Tapi sungguh menarik, Allah selalu menyebut zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu sebagai “segumpal darah” dalam Al Quran:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah.” (QS Al ‘Alaq: 1-3)
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungan jawab)?
Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi
segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya, lalu Allah menjadikan
darinya sepasang; laki-laki dan perempuan.” (QS Al Qiyamah: 36-39)
Dalam bahasa Arab, arti kata “‘alaq” atau “segumpal darah” adalah “benda yang melekat pada suatu
tempat”. Secara harfiah, kata tersebut digunakan untuk menjelaskan lintah yang menempel pada kulit untuk mengisap darah. Jelas, itulah kata yang paling tepat untuk menggambarkan zigot yang melekat pada dinding rahim untuk menyerap makanan darinya. Masih banyak ayat Al Quran yang mengungkap tentang zigot ini. Dengan menempel pada rahim secara sempurna, zigot pun mulai tumbuh. Sementara itu, rahim sang ibu dipenuhi dengan “cairan amnion” yang melingkupi zigot. Fungsi terpenting cairan amnion bagi pertumbuhan bayi adalah melindungi si bayi dari
“serangan” dari luar. Dalam Al Quran, fakta ini diungkapkan sebagai berikut:
“Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina? Kemudian Kami letakkan dia dalam
tempat yang kokoh (rahim).” (QS Al-Mursalat: 20-21) Semua informasi Al Quran tentang pembentukan manusia ini memperlihatkan bahwa Al Quran berasal dari sebuah sumber yang mengetahui masalah ini hingga hal yang sekecil-kecilnya. Sekali lagi, ini membuktikan bahwa Al Quran adalah firman Allah. Sementara itu, embrio yang awalnya mirip gel, mulai berubah seiring waktu. Dalam struktur yang mulanya lunak ini, mulai terbentuk tulang keras untuk membantu tubuh berdiri tegak. Kemudian sel, yang mulanya semua sama, mulai terspesialisasi: ada yang membentuk sel mata yang peka terhadap cahaya, sel saraf yang peka terhadap panas, dingin, dan sakit, dan sel yang peka terhadap getaran suara. Apakah sel-sel itu sendiri yang menentukan perbedaan-perbedaan ini? Apakah mereka sendiri yang pertama kali memutuskan untuk membentuk hati atau mata manusia, kemudian menuntaskan tugas yang luar biasa ini? Ataukah di lain pihak, mereka telah diciptakan dengan tepat untuk tujuan-tujuan ini? Kearifan, kecerdasan,
dan jiwa pasti akan membenarkan alternatif kedua. Pada akhir proses, setelah sang bayi tumbuh sempurna di dalam rahim ibunya, ia lalu lahir ke dunia. Kini bayi itu 100 juta kali lebih besar dan 6 miliar kali lebih berat daripada wujud awalnya. Inilah kisah awal mula kehidupan manusia, bukan makhluk lain. Jadi, apa yang lebih penting bagi manusia selain mengetahui tujuan penciptaan yang menakjubkan ini? Sangat tidak logis bila kita berpikir bahwa semua fungsi kompleks ini terjadi “atas kemauan sendiri”. Tidak ada seorang pun yang memiliki kekuatan untuk menciptakan dirinya sendiri, menciptakan orang lain, atau menciptakan benda lain. Allah-lah yang menciptakan semua kejadian yang telah dijelaskan tadi, pada setiap saat terjadinya, setiap detiknya, dan setiap tahapannya.
“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan
kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung
dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak
dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan
(sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah
mudah.” (QS. Fathir: 11) Tubuh kita, yang terbentuk hanya dari “setetes mani”, berubah menjadi manusia yang memiliki jutaan keseimbangan yang rumit. Meskipun tidak kita sadari, di dalam tubuh kita terdapat sistem yang teramat kompleks dan rumit, yang membantu kita bertahan hidup. Semua sistem ini dirancang dan dioperasikan hanya oleh Sang Pemilik dan Pencipta kita, yakni Allah, untuk menyadarkan kita bahwa “kita diciptakan”.
Manusia diciptakan oleh Allah. Sejak diciptakan, manusia tidak pernah “dibiarkan tanpa pengaturan
atau tanpa tujuan”.
Tiga Daerah Gelap
Setelah pembuahan, pertumbuhan bayi berlangsung dalam tiga daerah berbeda. Daerah-daerah ini
adalah
1 Tuba falopii: daerah tempat telur dan sperma bersatu dan tempat indung telur berhubungan dengan rahim.
2. Di dalam dinding rahim tempat zigot menempel untuk perkembangan.
3. Daerah tempat mulai tumbuhnya embrio di dalam kantung yang penuh berisi cairan khusus.
Sebagaimana dikatakan di dalam Al Quran, “Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian
demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan
Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?”
(QS. Az-Zumar: 6).
“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka
sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini
(apa yang mereka katakan).” (QS. At-Tur: 35-36)
“Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu
Yang Maha Pemurah, Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan
menjadikan (susunan tubuh)-mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.” (QS. Al Infithar: 6-8)
“Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan
membentuk kamu lalu membaguskan rupamu.” (QS. Al Mu’minun, 40: 64)
Air Susu Ibu...
Bagaimana manusia yang baru lahir—yang sebelumnya berubah bentuk dari sperma menjadi bayi—
diberi makan? Hal ini merupakan keajaiban tersendiri. Air susu ibu (ASI) adalah gizi terbaik, dan air susu ini tidak dihasilkan atas bantuan sang ibu ataupun bantuan orang lain.
Berkat zat gizi yang dikandungnya, air susu ibu adalah sumber makanan unggul bagi bayi yang baru
lahir, sekaligus zat yang meningkatkan daya tahan ibu dan bayi terhadap penyakit. Para dokter sepakat bahwa makanan buatan hanya boleh diberikan bila ASI tidak mencukupi, dan bayi harus diberi ASI terutama pada bulan-bulan pertama. Sekarang, mari kita lihat keistimewaan ASI ini:
- Hal yang paling menarik adalah kadar ASI bisa berubah sesuai dengan fase-fase pertumbuhan bayi.
Jumlah kalori dan zat gizi berubah berdasarkan keadaan bayi saat lahir, apakah ia lahir prematur ataukah tepat waktu. Bila bayi lahir prematur, kadar lemak dan protein ASI lebih tinggi daripada kebutuhan bayi umumnya, karena bayi prematur membutuhkan kalori lebih banyak.
- Unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dibutuhkan bayi, seperti anticore atau sel pertahanan tubuh, tersedia dalam ASI. Bagaikan tentara bayaran, mereka mempertahankan tubuh bayi yang sebenarnya asing bagi mereka, dan melindungi sang bayi dari musuh.
- ASI merupakan antibakteri. Bakteri bisa tumbuh dalam susu biasa yang disimpan pada suhu kamar
selama enam jam. Namun, tidak ada bakteri yang muncul dalam ASI yang disimpan dalam suhu dan jangka waktu yang sama.
- ASI melindungi bayi dari penyakit arteriosklerosis.
- ASI dapat dicerna bayi dengan cepat.
Kita tahu bahwa tak ada satu pun makanan hasil racikan para ahli gizi di laboratorium modern yang
memiliki manfaat sebanyak ASI. Bagaimana kita bisa menjawab pertanyaan, “Siapakah yang membuat ASI
dalam tubuh seorang ibu, padahal ia sendiri pun tidak menyadari proses pembuatannya, dan kualitasnya jauh
lebih unggul daripada buatan laboratorium?” Sudah sangat jelas, ASI dibuat oleh Sang Pencipta si bayi yang
membutuhkan susu ini.…
No comments:
Post a Comment
ini komentar