Perkataan
Ulama
اَلْأَصْلَ فِي اَلْعِبَادَةِ اَلتَّوَقُّف
“Hukum asal ibadah
adalah tawaqquf (diam sampai datang dalil).” Perkataan di atas
disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (5: 43).
1. Ibnu Hajar rahimahullah juga berkata,
أَنَّ التَّقْرِير فِي الْعِبَادَة
إِنَّمَا يُؤْخَذ عَنْ تَوْقِيف
“Penetapan ibadah
diambil dari tawqif (adanya dalil)” (Fathul Bari, 2: 80).
2. Ibnu Daqiq Al ‘Ied, salah seorang ulama besar
Syafi’i juga berkata,
لِأَنَّ الْغَالِبَ عَلَى الْعِبَادَاتِ
التَّعَبُّدُ ، وَمَأْخَذُهَا التَّوْقِيفُ
“Umumnya ibadah
adalah ta’abbud (beribadah pada Allah). Dan patokannya adalah dengan
melihat dalil”. Kaedah ini disebutkan oleh beliau dalam kitab Ihkamul Ahkam
Syarh ‘Umdatil Ahkam.
3. kitab Ghoyatul Bayan Syarh Zubd Ibnu Ruslan
disebutkan,
الأصل في العبادات التوقيف
“Hukum asal ibadah
adalah tawqif (menunggu sampai adanya dalil).”
4. Imam Ahmad dan para fuqoha ahli hadits -Imam
Syafi’i termasuk di dalamnya- berkata,
إنَّ الْأَصْلَ فِي الْعِبَادَاتِ
التَّوْقِيفُ
“Hukum asal ibadah
adalah tauqif (menunggu sampai adanya dalil)” (Dinukil dari Majmu’ Al
Fatawa karya Ibnu Taimiyah, 29: 17)
Para wahabi memelintir kata “sampai
adanya dalil” dengan “haram sebelum datang dalil yang membolehkanya” sementara
yang lain mengartikan dengan “ boleh sebelum datang dalil yang mengharamkanya”
darussalaf.or.id/aqidah/hanya-kepada-allah-lah-kita-beribadah/
Ibadah adalah
sebuah nama yang mencakup apa-apa yang Allah cintai dan ridhai, baik berupa
perkataan ataupun perbuatan, baik amalan zhahir dan amalan bathin.(
Majmu’ Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah 10/149-dinukil dari kitab Al-Qaulul
Mufid Fi Adilatit, syaikh Abdul Wahhab Al-Whusoby).
“Dan
tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepadaku” (Q.S adz-Dzaariyaat
ayat 56)
rumaysho.com/342-untuk-apa-kita-diciptakan-di-dunia-ini.html
Tujuan
penciptaan termasuk irodah diniyyah. Tujuan penciptaan di sini yaitu
beribadah kepada Allah adalah perkara yang dicintai dan diridhoi. (Lihat
pembahasan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Al Fatawa, 8/189)
muslim.or.id/5379-menguak-hakikat-ibadah.html
APA MAKANA IBADAH
Berikut ini kami
nukilkan keterangan Syaikh Abdurrahman bin Hasan rahimahullah di dalam Fath
Al-Majid (hal. 17 cetakan Dar Ibnu Hazm). Beliau memaparkan :
1. Syaikhul Islam: “Ibadah adalah melakukan
ketaatan kepada Allah yaitu dengan melaksanakan perintah Allah yang disampaikan
melalui lisan para rasul.” Beliau juga menjelaskan, “Ibadah adalah istilah yang
meliputi segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, berupa ucapan
maupun perbuatan, yang tampak maupun yang tersembunyi.”
Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah mengatakan, “Dalam ibadah itu terkandung mengenal, mencintai, dan
tunduk kepada Allah. Bahkan dalam ibadah terkandung segala yang Allah cintai
dan ridhoi. Titik sentral dan yang paling urgent dalam segala yang ada adalah
di hati yaitu berupa keimanan, mengenal dan mencintai Allah, takut dan
bertaubat pada-Nya, bertawakkal pada-Nya, serta ridho terhadap hukum-Nya. Di
antara bentuk ibadah adalah shalat, dzikir, do’a, dan membaca Al Qur’an.”
(Majmu’ Al Fatawa, 32/232)
2. Ibnul Qayyim mengatakan, Ibadah terbagi
menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Sedangkan hukum-hukum yang
berlaku dalam kerangka ubudiyah itu terbagi lima : wajib, mustahab/sunnah,
haram, makruh, dan mubah. Masing-masing hukum ini berlaku meliputi isi hati,
ucapan lisan, dan perbuatan anggota badan.”
3.
Al-Qurthubi mengatakan, “Makna
asal dari ibadah adalah perendahan diri dan ketundukan. Berbagai tugas/beban
syari’at yang diberikan kepada manusia (mukallaf) dinamai dengan ibadah;
dikarenakan mereka harus melaksanakannya dengan penuh ketundukan kepada Allah
ta’ala.
4.
Al-’Imad Ibnu Katsir mengatakan,
“Makna beribadah kepada-Nya yaitu menaati-Nya dengan cara melakukan apa yang
diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang. “Makna ayat tersebut;
sesungguhnya Allah ta’ala menciptakan makhluk untuk beribadah kepada-Nya semata
tanpa ada sekutu bagi-Nya.
5.
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu:
“Maknanya adalah tujuan-Ku (menciptakan mereka) adalah agar mereka
Ku-perintahkan beribadah kepada-Ku.”
6.
Mujahid mengatakan, “Tujuan-Ku
(menciptakan mereka) adalah untuk Aku perintah dan Aku larang.” Tafsiran serupa
ini juga dipilih oleh Az-Zajjaj dan Syaikhul Islam.
Di nukil dari
Fath Al-Majid.
Dengan
memperhatikan keterangan beliau di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Ibadah adalah tujuan hidup kita
2. Hakikat ibadah itu adalah
melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan penuh ketundukan dan
perendahan diri kepada Allah
3.
Ibadah akan terwujud dengan cara
melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya
No comments:
Post a Comment
ini komentar