WAHABI MEMAHAMI AYAT
AL-QUR'AN
1. Wahabi Talafi Mempercayai bahwa Al-Qur’an dan Sunnah hanya bisa
diartikan secara Tekstual atau Literal dan tidak ada arti majazi atau kiasan
didalamnya (Tidak boleh ditafsirkan atau ditakwil). Pada kenyataannya didalam
ayat al-Qur’an mempunyai arti harfiah dan ada juga yang mempunyai arti majazi,
(Mutasyabih) yang harus diartikan ditafsirkan sesuai ketentuannya.
Jika
tidak dapat membedakan diantara keduanya....
Maka
akan timbul kontradiksi atau Saling bertentangan ayat yang satu dengan yang
lainnya. Sedang Ayat dalam Al-Qur'an saling berkesinambungan. Maka dari itu
sangatlah penting untuk memahami hal tersebut di atas.
2. (wahabi talafi)
memberi sifat secara fisik kepada Allah swt, mempunyai tangan, kaki, mata dan
lain-lain seperti makhluk-Nya. Mereka
(wahabi talafi) juga mengatakan terdapat kursi yang sangat besar (‘Arsy) dimana
Allah swt.. Duduk (sehingga Dia membutuhkan ruangan atau tempat untuk duduk) di
atasnya.
Hal ini telah membuat
banyak fitnah diantara ummat Islam dan inilah yang paling pokok dari mereka
yang membuat berbeda dari Madzhab yang lain.
3. Wahabi Talafi ini hanya berjalan atas tiga komposisi
yaitu; Syirik, Bid’ah dan Haram. Dan Mereka mengartikan ayat-ayat Ilahi dan
Sunnah secara tekstual (tanpa takwil). Mereka menolak atau menyembunyikan
bagian dari Al-Qur’an maupun Sunnah yang berlawanan dengan keyakinan
mereka. Mereka juga kerepotan dan kebingungan jika tidak menafsirkan
Ayat-Ayat Al-Qur'an dan Hadits Rasulallah saw.
4. Mereka
mengatakan kita harus langsung minta Pertolongan dan Pengampunan pada Allah
swt. Tidak boleh melalui Hamba-Nya, dan
jika seseorang meminta pertolongan dari Rasulallah Saw atau hamba Allah yang
beriman maka orang itu telah Musyrik.
Doktrin
mereka mengatakan orang harus langsung minta pada Allah swt, dan tidak boleh
melalui hamba-Nya itu Salah dan dapat dipatahkan, Maka Mereka (wahabi talafi)
membuat dalil Baru lagi untuk menutupinya, Yaitu boleh memohon melalui Hamba Allah swt,
diwaktu masih Hidupnya.
Dalam surat Al-Fatihah:5:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
‘Hanya kepada-Mu kami
menyembah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan’.
Dengan berdalil dengan
ayat ini mereka mengatakan; Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah yang
tidak bisa mendatangkan manfaat dan tidak pula mendatangkan madharat atau
Syirik...??. Dengan lain kata, Mereka melarang kita minta Pertolongan kecuali
pada Allah Swt.
Padahal yang dimaksud ayat
ini bahwa manusia harus mengetahui dan tidak boleh lengah dalam segala hal. Hal Senada dengan Surat Al-Fatihah yaitu:
Surat An-Nisaa (4): 45.
Surat Al-Ahzab (33): 17.
Golongan Wahabi Talafi dan
pengikutnya mengartikan ayat-ayat dan hadits di atas ini secara tekstual. Sehingga
mereka Berani Mensyirikkan orang yang lain.
Bagaimana dengan Ayat
Al-Qur'an dibawah ini...??
إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ (٥٥)
وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ (٥٦)
55. Sesungguhnya
penolongmu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang
melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, seraya tunduk (kepada Allah).
56. Dan barang siapa
menjadikan Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman sebagai penolongnya,
Maka sungguh, pengikut
(agama) Allah itulah yang menang.
(Al-Maidah 55-56)
APAKAH WAHABI TALAFI MASIH
MENGANGGAP SYIRIK JIKA KITA MEMINTA PERTOLONGAN KEPADA SELAIN ALLAH....???
DAN SECARA TIDAK LANGSUNG,
MEREKA TELAH MENUDUH ALLAH SWT MENYURUH KITA BERBUAT SYIRIK KEPADANYA....??
Na'udzubillah tzumma
Na'udzubillah...
MARI KITA BERFIKIR
JERNIH.......
~Ayat-Ayat Al-Qur'an
adalah Firman.NYA. Ayat-Ayat Al-Qur'an
Saling Munasabah.
(munasabah dapat
dijelaskan berarti muqarabat; saling berdekatan atau saling menyerupai, juga
dapat hubungan kekerabatan. Aspek hubungan atau keterkaitan antara satu kalimat
dengan kalimat lain dalam satu ayat. Antara
satu ayat dengan ayat lain dalam serangkaian ayat-ayat Al-Qur'an).
Surat An-Nisa'
وَما أَرْسَلْنا مِنْ رَسُولٍ إِلاَّ لِيُطاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جاؤُكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّاباً رَحِيماً (٦٤).
“Dan Kami tidak mengutus
seseorang Rasul, melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah.
Sesungguhnya jikalau
mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu (Muhammad), lalu memohon ampun
kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka
mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”.
(QS An-Nisaa 64)
Datanglah seorang Arab
Badui, lalu ia mengucapkan, "Assalamu'alaika, ya Rasulullah (semoga
kesejahteraan terlimpahkan kepadamu, wahai Rasulullah).
Aku telah mendengar Allah
berfirman:
"Sesungguhnya jikalau
mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada
Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka menjumpai
Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang".
(An-Nisa: 64).
Sekarang aku datang kepadamu,...
Memohon ampun bagi
dosa-dosaku (kepada Allah) dan meminta Syafaat kepadamu (agar engkau memohonkan
ampunan bagiku) kepada Tuhanku."
Kemudian lelaki Badui
tersebut mengucapkan syair berikut , yaitu:
يَا خَيْرَ مَنْ دُفِنَتْ بِالْقَاعِ أَعْظُمُهُ ... فَطَابَ مِنْ طِيبِهِنَّ الْقَاعُ وَالْأَكَمُ
نَفْسِي الْفِدَاءُ لِقَبْرٍ أَنْتَ سَاكِنُهُ ... فِيهِ الْعَفَافُ وَفِيهِ الْجُودُ وَالْكَرَمُ
Hai sebaik-baik orang yang
dikebumikan di lembah ini lagi paling agung,
Maka menjadi harumlah dari
pancaran keharumannya semua lembah dan pegunungan ini.
Diriku sebagai tebusan
kubur yang engkau menjadi penghuninya; di dalamnya terdapat kehormatan,
kedermawanan, dan kemuliaan.
Kemudian lelaki Badui itu
pergi, dan dengan serta-merta mataku terasa mengantuk sekali hingga tertidur.
Dalam tidurku itu aku
bermimpi bersua dengan Nabi Saw., lalu beliau Saw. bersabda:
يَا عُتْبى، الحقْ الْأَعْرَابِيَّ فَبَشِّرْهُ أَنَّ اللَّهَ قَدْ غَفَرَ له
"Hai Atabi, susullah
orang Badui itu dan sampaikanlah berita gembira kepadanya bahwa Allah telah
memberikan ampunan kepadanya..!!"
********************
..... فَإِذَا اسْتَأْذَنُوكَ لِبَعْضِ شَأْنِهِمْ فَأْذَنْ لِمَنْ شِئْتَ مِنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمُ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
, dan mohonkanlah ampunan
untuk mereka kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang’.
(QS: An nur 62).
No comments:
Post a Comment
ini komentar