BAB 15 : PERJANJIAN LAMA DAN PERUBAHANNYA
8. Beberapa Contoh Utama Perubahan Teks yang Disengaja
Mari
kita teliti suatu bagian dalam PL yang saya yakin menggambarkan sebuah
perubahan awal yang disengaja, khususnya, pasal Tujuh Belas dari
Kejadian. Istri Abraham, Sarah, memberi hambanya yang bernama Hagar
"untuk menjadi istrinya", dan darinya lahirlah anak laki-laki pertamanya
Ismail. Kami mengambil kisah ini tiga belas tahun kemudian.
Kejadian 17 (Versi King James)
1
Dan Ketika Abram berusia sembilan puluh sembilan tahun, Tuhan
menampakkan diri kepadanya dan berkata, Akulah Tuhan Yang Maha Kuasa;
berjalanlah mengikuti Aku, dan jadilah orang yang sempurna.
2 Dan Aku akan membuat perjanjian-Ku antara Aku dan engkau, dan memberikan kepadamu keturunan yang banyak.
3 Kemudian sujudlah Abram: dan Tuhan berkata,
4 Inilah perjanjian yang Ku-buat dengan engkau: dan engkau akan menjadi bapak banyak bangsa.
5 OIeh karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham,
6
Dan Aku akan memberikanmu banyak anak-cucu, dan di antara mereka akan
ada yang menjadi raja-raja. Keturunanmu akan begitu banyak, sehingga
mereka akan menjadi banyak bangsa.
7 Aku akan memenuhi janji-Ku
kepadamu dan kepada keturunanmu, turun-temurun, dan perjanjian itu
kekal, Aku akan menjadi Tuhanmu dan Tuhan keturunanmu.
8 Aku akan
memberikan kepadamu dan kepada keturunanmu, tanah ini, yang engkau diami
sebagai orang asing, seluruh tanah Kanaan akan menjadi milik anak
cucumu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Tuhan mereka.
9 Tuhan berkata kepada Abraham, Engkau pun harus setia kepada perjanjian-Ku, baik engkau maupun keturunanmu turun-temurun.
10
Ini adalah perjanjian-Ku, yang harus kau taati, antara Aku dan engkau
dan keturunanmu; Setiap anak laki-laki dari keturunanmu harus disunat.
11 Dan engkau akan menyunat daging kulupmu; dan sunat ini akan menjadi sebuah tanda perjanjian antara Aku dan engkau.
14 Setiap laki-laki yang tidak disunat, ruhnya akan diputus dari masyarakatnya; karena dia telah melanggar perjanjian-Ku.
15
Dan Tuhan berkata kepada Abraham, Mengenai Sarai istrimu, engkau jangan
lagi memanggilnya Sarai, mulai sekarang namanya Sarah.
16 Aku akan
memberkatinya dan la akan melahirkan seorang anak laki¬laki yang akan
Kuberikan kepadamu. Ya, aku akan memberkatinya, dan ia akan menjadi ibu
leluhur bangsa-bangsa. Di antara keturunannya akan ada raja-raja.
17
Lalu sujudlah Abraham, tetapi tertawa, dan berkata dalam hati, Mana
mungkin seorang laki-laki yang sudah berumur seratus tahun mendapat
anak? Mana mungkin Sarah melahirkan pada usia sembilan puluh tahun?
18 Dan berkatalah Abraham kepada Tuhan, Sebaiknya Ismael saja yang menjadi ahli warisku.
19
Tetapi Tuhan berkata, Tidak, Sarah istrimu akan melahirkan anak laki
¬laki; dan engkau akan memanggilnya Ishak: dan Aku akan setia kepada
perjanjian-Ku dengan anak itu dan dengan keturunannya untuk selamanya.
20
Tetapi Aku mengabulkan juga permohonanmu mengenai Ismael: Karena itu
dia akan Kuberkati dan Kuberi keturunan yang banyak. la akan menjadi
leluhur dua belas kepala suku, dan keturunannya akan Kujadikan suatu
bangsa yang besar.
21 Tetapi perjanjianku akan Kuikat dengan Ishak,
anakmu yang akan dilahirkan oleh Sarah, tahun depan kira-kira pada waktu
seperti ini.
22 Setelah selesai berkata begitu, Tuhan meninggalkan Abraham.
23
Pada hari itu juga, Abraham rnenyunatkan Ismael anaknya, dan semua
orang laki-laki dalam rumahnya, termasuk para hamba yang lahir di dalam
rumahnya, maupun yang dibelinya, sebagaimana telah diperintahkan Tuhan.
25 Dan Ismael anaknya, berumur tiga belas tahun ketika disunatkannya.
26 Abraham dan Ismael anaknya, disunat pada hari yang sama.125
Pembaca
yang objektif akan menangkap sebuah problem dari narasi ini. Tuhan
berjanji, menegaskan, dan meyakinkan Abraham berulang-ulang mengenai
perjanjian-Nya, yang simbolnya adalah sunat. Sekarang, anak laki-laki
satu-satunya yang dimiliki Abraham pada waktu itu adalah Ismael, seorang
anak laki-laki berumur tiga belas tahun, dan ayah maupun anak disunat
pada hari yang sama. Terlepas dari apakah Isrnael disunatkan atau tidak,
bagaiman:+ pun juga dia sepenuhnya disingkirkan dari perjanjian itu -
dan tanpa alasan yang bisa dimengerti. Tuhan menyingkirkan seorang anak
laki-laki dari perjanjian-Nya dengan melawan perintah-Nya sendiri.
Kembali
kepada Kejadian, dalam 17:16-21 Abraham diberi kabar gembira bahwa
Sarah akan mempunyai seorang anak bernama Ishak "tahun depan kira-kira
pada waktu seperti ini". Tapi pada pasal 18 kita baca:
10. Dan
[Tuhan] berkata, Aku tentu akan kembali kepadamu pada suatu masa nanti;
dan pada waktu itu, Sara istrimu akan mendapat anak laki¬laki. Pada saat
itu Sarah sedang mendengarkan di pintu kemah, di belakang tamu itu.
11. Adapun Abraham dan Sarah sudah sangat tua, dan Sarah sudah mati haid.
12.
Sebab itu Sarah tertawa dalam hatinya dan berkata, Aku yang sudah tua
dan layu begini, mana mungkin masih ingin campur dengan suamiku, lagi
suamiku pun sudah tua juga?
13. Lalu Tuhan bercakap kepada Abraham,
Mengapa Sarah tertawa dan meragukan apakah ia masih bisa melahirkan anak
pada masa tuanya?
14. Adakah sesuatu yang mustahil bagi Tuhan? Pada
waktu yang telah ditentukan Aku akan kembali kepadamu, dan Sarah akan
mendapat anak laki-laki.
Berita itu membuat Sarah terkejut luar
biasa yang sehingga mendadak tertawa Akan tetapi diskusi yang sama ini
pernah terjadi dalam pasal sebelumnya: Tetapi Tuhan herkata, tidak,
Sarah istrimu akan melahirkan anak laki-laki; dan engkau akan
memanggilnya Ishak: dan Aku akan setia kepada perjanjian-Ku dengan anak
itu dan dengan keturunannya untuk selamanya. Jika narasi itu telah
menegaskan, maka Sarah tak ada alasan untuk terkejut di dalam pasal yang
berikutnya. Bahwa dia ternyata benar-benar tidak punya pengetahuan
sebelumnya tentang peristiwa ini menunjukkan bukti kuat bahwa telah
terjadi interpolasi (tahrif) yang disengaja terhadap ayat-ayat dalam
Kejadian 17 ini, yang tujuannya untuk menyingkirkan Ismael dari
perjanjian Tuhan terlepas dia disunatkan atau tidak.
Mari kita
alihkan perhatian kita kepada Josephus. Awalnya dia menjelaskan Ismael
sebagai anak laki-laki pertama Abraham, kemudian tiba-tiba mengklaim
Ishak sebagai anak laki-laki Abraham yang sah, dan keturunan
satu-satunya.126 Atas dasar apakah Ishak menjadi anak laki-laki yang sah
dengan mengesampingkan Ismael? Apakah hal itu berimplikasi bahwa Ismael
menjadi anak yang tak sah, dan (kemudian) Abraham berzina? Tujuan
Josephus tidak jelas, yang jelas hanyalah bahwa dia merefleksikan
ketidaksukaan PL terhadap Ismael-suatu ketidaksukaan yang juga terbaca
secara telanjang di beberapa ayat yang lain. Dalam Kejadian 22:2 kita
dapatkan:
Dan Tuhan berkata, Pergilah ke tanah Moria dengan
Ishak, anakmu yang tunggal, yang sangat kaukasihi; di situ, di sebuah
gunung yang akan Kutunjukkan kepadamu, persembahkan anakmu sebagai
kurban bakaran kepada-Ku.
Bagaimana mungkin Ishak menjadi
satu-satunya anak laki-laki, padahal Ismael waktu itu paling tidak
berusia tiga belas tahun? `Paling terkasih' mungkin bisa dipahami,
karena dua anak jelas tak mungkin sama. Dan jika ayat ini mengisyaratkan
bahwa Ishak adalah anak satu-satunya yang sah, karena ibu Ismael adalah
seorang hamba, maka bagaimana dengan dua belas anak laki-laki Yakub,
yang semua mempunyai status yang sama sebagai nenek-moyang dua belas
suku bangsa Israel, terlepas apakah mereka lahir dari istri atau gundik?
Menurut hemat saya ini adalah kasus lain perubahan teks dalam PL yang
sangat jelas, yang barangkali termotivasikan oleh kebencian bangsa
Israel yang luar biasa terhadap anak cucu Ismael. Animositi ini
kelihatan begitu lebih mencolok dalam Mazmur 83, yang beberapa ayatnya
di sini disuguhkan menurut Versi Revisi Standar (Revised Standard
Version):
1 Ya Tuhan, janganlah rnembisu, jangan berpangku tangan dan tinggal diam.
2 Lihatlah, musuh-Mu bergolak, orang-orang yang membenci Engkau berontak.
4 Kata mereka, Mari kita hancurkan bangsa Israel, supaya nama mereka tak diingat lagi.
5 Ya, mereka membuat rencana licik dan bermufakat melawan Engkau -
6 bangsa Edom dan Ismael, orang-orang Moab dan Hagar,
7 bangsa Gebal, Amon dan Amalek....
13 Ya Tuhanku, hamburkanlah mereka seperti debu, seperti jerami yang ditiup angin.
17 Biarlah mereka selamanya dipermalukan dan ketakutan, biarlah mereka mati dalam kehinaan.127
Bisakah
para juru tulis Yahudi, dengan memendam kebencian yang demikian
historis terhadap anak cucu Ismael, menunjukkan kemurahan (atau bahkan
keadilan atau kejujuran) terhadap Ismael sendiri dalam mentransmisikan
teks PL? Ataukah mereka menganggap Ismael sebagai `tak diperanakkan'
(unbegotten), inferior, dan dalam proses ini menaikkan derajat dan citra
nenek-moyang mereka sendiri, Ishak, selama memang ada kesempatan untuk
berbuat seperti itu?128 Kemungkinan-kemungkinan seperti ini layak
mendapat perhatian yang serius.
Dikucilkan dari perjanjian, bagaimana
pun juga, bukanlah hanya nasib Ismael, melainkan juga masih yang harus
diterima separuh kerabat Ishak, sebagaimana bisa dilihat dari
dimasukkannya `Edom' kedalam ayat 6 di atas. Berdasarkan pada PL, Ishak
mempunyai dua anak laki-laki:129 (a) Esau (atau Edom), yang dilahirkan
pertama kali dari rahim, dan (b) Yakub, yang merupakan nenek-moyang dua
belas suku Israel.
Cukup mengundang tanda tanya, Yakob berhasil
menipu saudara laki¬lakinya dua kali: pertama ketika menolak memberikan
sup kacang merah kepada Esau kecuali jika ia rnelepaskan haknya sebagai
anak yang lahir pertama, padahal dia sedang dalam keadaan terancam
kolaps akibat kelaparan;130 kedua, ketika Yakob dan ibunya mencuri
pemberkatan yang sebetulnya di¬maksudkan untuk Esau dengan menipu Ishak
secara licik, melibatkan rambut palsu karena tangan Esau berambut lebih
tebal daripada tangannya.131Meskipun dengan cara penipuan seperti ini,
keturunan Yakob dianggap sebagai nenek-moyang suku-suku Israel sementara
anak-cucu Esau tidak mempunyai bagian apa pun.
Orang-orang
Israel sadar bahwa orang-orang Edom adalah kerabat dekat mereka dan
lebih tua... [Perseteruan antara Esau dan Yakob] adalah retleksi aktual
hubungan bermusuhan orang-orang Edom dan Israel, yang sebagian besarnya
disulut oleh yang kedua.132
Dengan perseteruan historis yang
terus berkecamuk ini, barangkali tidak mengherankan bahwa kata-kata
final Tuhan kepada Musa melompati nama¬narna Isrnael dan Esau:
Musa,
Inilah negeri yang Kujanjikan kepada Abraham, Ishak, dan Yakob untuk
diserahkan kepada keturunan mereka. Aku memperlihatkannya kepada¬mu,
tetapi tidak mengizinkan engkau menyeberang Yordania dan masuk ke
sana.133
Pada tahap pertama Ismael diusir dari perjanjian, dengan
alasan Tuhan telah merencanakan demikian agar memasukkan keturunan
Abraham hanya melalui Ishak saja. Selanjutnya, bahkan ini pun tak
sepenuhnya benar, karena separoh keturunan Ishak dicampakkan dari
perjanjian melalui upaya licik Yakob, yang dengan begitu memperoleh
perjajian untuk dirinya sendiri dan kedua belas anaknya - baik lahir
dari istri maupun gundik.134 Pengucilan lsmael beserta keturunannya, dan
Esau beserta keturunannya, tampaknya merupakan sebuah pemalsuan
sistematis yang berasal dari sumber-sumber yang sangat memihak pada
Yakob dan keturunannya saja.
Jika seseorang berdalih bahwa oleh
karena perjanjian adalah kasih sayang dan hadiah Tuhan, maka Tuhan
mempunyai hak penuh untuk memberikannya kepada siapa saja dan
mengecualikan siapa saja yang la inginkan. Akan tetapi pengecualian yang
menimpa Ismael dan Esau tidak sesuai dengan proklamasi Tuhan sendiri:
"Dan Aku akan memberikan kepadamu dan kepada keturunanmu, tanah ini,
yang sekarang engkau diami sebagai orang asing, seluruh tanah Kanaan,
untuk selama-lamanya."135 Fakta historis adalah bahwa `seluruh tanah
Kanaan' tidak dikuasai orang Israel lebih dari 250 tahun, bermula dari
masa Daud (± 1000-962 S.M. ) dan herakhir dengan penyeuhan Samara dan
jauhnya kerajaan Israel utara (721 S.M.). Janji Tuhan mengenai
kepemilikan abadi, dalam hal ini, jelas jelas bertentangan dengan
realitas sejarah. Seseorang harus menafikan salah satunya, proklamasi
Tuhan atau ayat-ayat palsu yang mengusir Ismael dan keturunannya. Dan
jika kita pilih menafikan yang kedua maka janji Tuhan benar-benar telah
terpenuhi, karena Kanaan senantiasa dalam kepemilikan Anak cucu Abraham.
Sebuah bagian singkat dari Kejadian 13 menjelaskan lebih lanjut ide ini:
14
Setelah Lot pergi, Tuhan berkata kepada Abraham, Dari tempat engkau
berdiri itu, pandanglah baik-balk ke segala arah, utara, selatan, timur,
dan barat:
15 Aku akan memberikan kepadamu dan kepada keturunanmu
seluruh tanah yang engkau lihat itu supaya menjadi milikmu
selama-lamanya.
16 Aku akan membuat keturunanmu sangat banyak
laksana debu tanah: sehingga orang sanggup menghitung mereka.
Sebagaimana orang tak dapat menghitung debu di tanah, demikian juga
keturunanmu tidak akan dapat dihitung.136
.
Bagian ini, dan yang
serupa di dalam Kejadian 15, memberikan bobot tambahan mengalahkan
ayat-ayat bikinan dalam Kejadian 17. Sepanjang sejarah, bangsa Israel
jauh lebih sedikit dibanding bangsa Arab, anak cucu Ismael, sehingga
sebutan `debu tanah' tidak bisa digunakan untuk mendeskripsikan hanya
mereka saja. Sejarah memaksa kita untuk memandang pengucilan Ismael dari
Perjanjian Tuhan sebagai sebuah distorsi yang disengaja yang disulut
oleh sikap prejudis.
9. Kesimpulan
Dalam masa berabad-abad
yang berselang antara naiknya Musa ke Gunung Sinai dan standardisasi
akhir sebuah teks Ibrani, teks itu tidak bisa terelakkan dart
kesalahan-kesalahan, perubahan-perubahan, dan pemalsuan¬pemalsuan dengan
tidak adanya mukjizat. Dan memang, setiap wajah sejarah Israel agaknya
menegaskan bahwa tidak pernah ada mukjizat seperti itu. Kita dapat
dengan mudah mengamati bahwa situasi politik di Palestina, bahkan dalam
masa hadirnya sebuah negara Yahudi yang bersatu pun, tidaklah
meng¬untungkan bagi perkembangbiakan PL yang dapat dianggap patut dan
sakral; jarang sekali seorang raja memberikan kecintaan dan ketulusan
kepadanya, malahan mayoritas raja-raja itu mendirikan patung-patung dan
sebagian bahkan melakukan ritual-ritual pagan korhan anak dsb..Di atas
itu semua, teks itu sendiri menghilang berulang-ulang, dan selama
berabad-abad pada suatu waktu.
Dasar-dasar budaya kesusastraan dan
keagamaan Yahudi itu sendiri berasal dari masyarakat-masyarakat lain,
yang menyebabkan infiltrasi lebih jauh ke dalam PL mulai dari permulaan
sejarah bangsa Israel yang paling awal. Misalnya: (a) bahasa lbrani
dipinjam dari bangsa Funisia; (b) orang-orang Yahudi tidak mengembangkan
tulisan mereka sendiri, tapi sekadar menyesuaikannya dengan Aram dan
Asyur; (c) sistem diakritik Taurat Ibrani dipinjam dari bahasa Arab; (d)
Kitab Perjanjian (secara umum Keluaran 20:22¬23:19) kemungkinan
diadaptasi dari Kode Hammurabi, dan seterusnya.
Teks itu sendiri
masih senantiasa cair (fluid) sampai abad ke-10 M., hampir 2300 tahun
setelah wafatnya Musa: cair dalam arti bahwa teks itu masih terbuka
untuk perubahan-perubahan sesuai dengan justifikasi doktrinal yang
cukup. Dan sekali perubahan itu sempurna, yang asli jadi `cacat' dan
dirusak, yang sehingga menghapus semua jejak yang mungkin mengantarkan
kembali kepada sesuatu yang lebih tua dan utuh.
Memperhatikan Al-Qur'an, kita mencatat ayat: 137
"Mereka
yang mengikuti seorang Rasul, Nabi yang buta huruf, yang mereka temukan
tertulis dalam [kitab-kitab suci]mereka, dalam Taurat dan Injil... "
yang
secara eksplisit menyatakan bahwa bahkan teks-teks PL dan PB yang telah
diubah pun mengandung referensi-referensi tentang nabi yang akan
datang. Referensi-referensi semacam itu telah dilihat oleh beberapa
Sahabat Nabi dan para khalifah,138 tetapi sejak itu kemudian dibersihkan
secara besar¬besaran.139
Saya akan mengakhiri pasal ini dengan dua kutipan yang menarik:
Mitos
sentral Yudaisme klasik adalah kepercayaan bahwa Kitab-kitab Suci kuno
merupakan wahyu ketuhanan, tapi hanya sebagian darinya. Di Sinai Tuhan
telah menyampaikan wahyu dobel: bagian tertulis yang diketahui semua,
dan bagian yang hanya dipelihara oleh para pahlawan besar skriptural,
dan disampaikan oleh para nabi kepada para Leluhur pada masa lalu yang
tidak jelas, dan akhirnya secara terbuka disampaikan kepada para rabi
yang menulis Talmud Palestina dan Babilonia.140
Dengan material
[Qumran] berada di tangan mereka, para ahli yang concern dengan kajian
teks... bertugas membuktikan bahwa sebenarnya teks itu masih senantiasa
tidak berubah selama dua ribu tahun yang lalu.141
Berdasarkan
sejarah PL, sebagaimana yang telah kita lihat, pernyataan ¬pernyataan di
atas tidak lebih daripada sekadar angan-angan (wishful of thoughts)
belaka.
Dalam paragraf-paragraf dan halaman-halaman ini, terdapat
banyak hal yang bisa dikontraskan dengan penghormatan orang Islam
terhadap Al-Qur'an, meskipun pembaca yang tanggap tentu telah
melakukannya, dan sebetulnya masih ada santapan bagi pemikiran yang
lebih banyak lagi ketika kita mencermati PB berikut ini.
No comments:
Post a Comment
ini komentar