Qadha' Dan Qadhar
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Pertanyaan :
Apa perbedaan antara Qadha' dan Qadhar ?
Jawab :
Ulama berbeda pendapat mengenai perbedaan antara
keduanya. Di antara mereka ada yang mengatakan bahwa qadar adalah taqdir
(ketetapan-ketetapan atau ketentuan) Allah sejak zaman azali, sedangkan qadha'
adalah hukum Allah mengenai sesuatu ketika sesuatu itu terjadi (alias
pelaksanaan qadar-Nya -pent-). Jika Allah menetapkan terjadinya sesuatu pada
waktu yang ditentukan, maka itulah yang dinamakan qadar. Dan ketika telah
datang waktunya terjadinya sesuatu yang telah ditetapkan sebelumnya itu, maka
itulah yang dinamakan qadha'. Semacam ini banyak sekali kita dapatkan dalam
Al-Qur'an, seperti firman Allah :
"Artinya : Telah diputuskan (dilaksanakan) perkara
yang kamu berdua menanyakannya kepadaku". (Yusuf : 41).
Juga Allah berfirman :
"Artinya : Dan Allah melaksanakan hukum dengan
adil". (Ghafir : 20)
Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang semisal. Jadi, qadar
adalah ketentuan Allah mengenai segala sesuatu pada zaman azali, sedangkan
qadha' adalah pelaksanaan dari qadar itu pada saat terjadinya.
Ada juga ulama yang mengatakan bahwa kedua istilah itu
memiliki satu makna atau satu pengertian. Namun yang kuat adalah jika keduanya
disandingkan, maka keduanya memiliki perbedaan arti seperti bisa kita lihat di
atas, dan jika dipisahkan atau berdiri sendiri, maka kedua istilah itu memiliki
satu makna (memiliki pengertian yang sama). Wallahu a'lam.
________________________________________
Pertanyaan :
Bagaimana pengaruh Qadha' dan Qadar terhadap bertambahnya
iman ?
Jawab :
Qadha' dan Qadar akan membantu seorang muslim dalam
mengatasi urusan agama dan dunianya, karena dia beriman bahwa qudrah
(kekuasaan) Allah 'Azza wa Jalla di atas segala qudrah, dan jika Allah Ta'ala
menghendaki sesuatu tidak ada yang bisa menghalanginya. Jika seorang mukmin
tidak percaya ini semua, ia akan berusaha dan mencari sarana untuk kesampaian
maksudnya.
Kita semua telah tahu dari sejarah masa lalu dimana kaum
muslimin mampu meraih kemenangan yang luar biasa meskipun jumlah mereka
sedikit. Itu semua karena keimanan mereka dengan janji Allah 'Azza wa Jalla
serta keimanan mereka dengan qadha' dan qadar, dan mereka yakin bahwa segala
urusan ada di tangan Allah 'Azza wa Jalla.
________________________________________
Pertanyaan :
Adakah sesuatu yang buruk dalam qadar Allah ?
Jawab :
Dalam qadar Allah tidak ada sesuatu yang buruk, akan
tetapi keburukan itu terdapat pada yang ditakdirkan. Kita tahu bahwa ada orang
yang mendapatkan musibah dan ada juga yang mendapatkan untung. Musibah
merupakan sesuatu yang buruk, akan tetapi keburukan itu tidaklah perbuatan
Allah Ta'ala, yakni perbuatan dan takdir Allah itu bukan merupakan keburukan.
Keburukan ada pada yang diperbuat oleh-Nya, bukan pada perbuatan-Nya. Allah
tidaklah mentakdirkan keburukan ini melainkan untuk sesuatu kebaikan. Allah
Ta'ala berfirman :
"Artinya : Telah tampak kerusakan di daratan dan di
lautan disebabkan ulah tangan manusia". (Ar-Rum : 41)
Ini merupakan penjelasan penyebab kerusakan di muka bumi.
Adapun mengenai hikmahnya seperti difirmankan oleh-Nya :
"Artinya : Supaya Allah merasakan kepada mereka
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang
benar)". (Ar-Rum : 41).
Jadi, musibah ini pada akhirnya merupakan kebaikan.
Dengan demikian keburukan itu tidak disandarkan kepada Tuhan, akan tetapi
disandarkan sesuatu yang diperbuat dan kepada mahluk. Ini bisa diartikan suatu
keburukan dari satu sisi dan merupakan kebaikan di sisi yang lain. Kalau
dilihat bencananya yang terjadi, maka itu suatu keburukan, namun jika dilihat
dari akibatnya, maka itu suatu kebaikan.
"Agar Allah merasakan kepada mereka sebagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)".
No comments:
Post a Comment
ini komentar