PRIORITAS BERAMAL PADA ZAMAN FITNAH
PRIORITAS yang sangat dianjurkan ialah tetap bekerja pada
saat terjadinya fitnah, cobaan, dan ujian yang sedang menimpa umat. Amal shaleh
merupakan dalil kekuatan beragama seseorang, dan keteguhannya dalam
berkeyakinan dan memegang kebenaran. Keperluan untuk melakukan amal shaleh
pada masa seperti ini lebih ditekankan daripada masa-masa yang lain. Dalam
sebuah hadits shahih disebutkan,
"Orang mu'min yang kuat adalah lebih
baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mu'min yang lemah."
Hadits ini lebih ditegaskan lagi oleh sabda Nabi
saw,
"Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran di depan
penguasa yang zalim."
Rasulullah saw juga
bersabda,
"Penghulu para syahid ialah Hamzah bin Abd al-Muttallib, dan
orang yang menghadap kepada penguasa, kemudian dia menyuruh dan melarangnya,
lalu penguasa itu membunuhnya."
"Seutama-utama orang yang
mati syahid adalah orang-orang yang berperang di barisan yang paling pertama
dengan tidak memalingkan wajah mereka sama sekali hingga terbunuh. Mereka itu
akan berguling-guling di kamar-kamar utama di surga. Rabb-mu tersenyum kepada
mereka. Jika Rabb-mu tersenyum kepada seorang hamba disuatu tempat, maka tiada
hisab (perhitungan) lagi atasnya." (Ahmad, Abu Ya'la dan Thabrani dari Abu
Nu'aim bin Hammad, Shahih al-Jami' as-Shagir, 1107)
Oleh karena itulah,
kelebihan dan keutamaan diberikan kepada orang yang teguh dalam memegang
agamanya pada masa-masa terjadinya fitnah dan cobaan, sehingga ada
beberapa hadits yang mengatakan bahwa orang yang berpegang teguh kepada ajaran
agamanya pada hari-hari yang memerlukan kesabaran, maka dia akan mendapatkan
lima puluh pahala sahabatnya.
Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibn Majah
meriwayatkan dalam Kitab Sunan mereka.
Dari Abu Umayyah as-Sya'bani
berkata, "Aku bertanya kepada Abu Tsa'labah al-Khasyani berkata, 'Hai Abu
Tsa'labah, bagaimanakah engkau memahami ayat ini,' ... jagalah dirimu; tiadalah
orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat
petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya... (al-Ma'idah, 105)?, Abu
Tsa'labah menjawab, 'Demi Allah engkau telah menanyakan hal ini kepada orang
yang pernah diberitahu mengenai perkara ini. Aku pernah bertanya kepada
Rasulullah saw, kemudian beliau Rasulullah menjawab, 'Lakukan amar ma'ruf, dan
cegahlah kemungkaran, sehingga apabila engkau melihat kekikiran yang dipatuhi,
hawa nafsu yang dituruti. dan dunia yang diutamakan, dan setiap orang
membanggakan pemikirannya, maka hendaklah engkau menjaga dirimu
sendiri, dan tinggalkan orang awam, karena sesungguhnya di belakangmu masih ada
hari-hari yang panjang. Kesabaran untuk menghadapi hal itu seperti orang-orang
yang menggenggam bara api. Bagi orang yang melakukan amal kebaikan pada masa
seperti ini akan mendapatkan pahala lima puluh orang yang mengerjakan perbuatan
seperti itu.'" (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, dan Tirmidzi) dia berkata, "Hadits
ini hasan gharib." Abu Dawud dan Tirmidzi menambahkan, "Dikatakan kepada
Rasulullah, 'Wahai Rasulullah, pahala lima puluh orang daripada kami atau
mereka?' Rasulullah menjawab, 'Pahala lima puluh orang dari kalian.'
Apa yang dimaksudkan oleh hadits ini bukanlah orang-orang
yang terdahulu masuk Islam, yang terdiri atas para Muhajirin dan Anshar, para
pengikut Perang Badar, orang-orang yang ikut serta dalam Bai'at Ridhwan,
dan yang semisal dengan mereka, karena tak seorangpun sesudah mereka yang
bisa mencapai derajat seperti mereka. Akan tetapi, sasaran hadits itu:
hendak memacu semangat orang-orang yang bekerja untuk Islam pada hari di
mana terjadi banyak sekali ujian (fitnah) terhadapnya. Allah berjanji
melalui lidah Rasulullah saw, Dia akan memberikan pahala yang berlipat
ganda, atau lima puluh kali lipat pahala pada zaman kemenangan dan
kejayaan.
Apa yang pernah diberitahukan oleh Rasulullah saw telah
menjadi kenyataan. Orang-orang yang bekerja untuk agamanya, yang terus
bersabar dalam pekerjaannya bagaikan orang yang hendak mati. Mereka
menghadapi serangan dari dalam dan juga serangan dari luar. Semua kekuatan
kafir bersatu padu menyerang dan memperdaya dirinya, walaupun
berbeda-beda bentuknya, padahal Allah SWT sedang mengepung mereka dari
belakang. Allah akan memberikan bantuan kepada orang-orang yang teguh
dalam menghadapi tipu daya musuh yang hendak menghancurkan Islam. Allah
akan mempersempit ruang gerak mereka, dan akan memporak-porandakan mereka,
sehingga mereka sama sekali tidak menemukan jalan ke luar.
Diriwayatkan
dari Ma' qal bin Yasar r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda,
"Ibadah yang
dilakukan pada walau terjadinya fitnah pembunuhan (al-haraj), adalah sama dengan
hijrah kepadaku.'
Al-Haraj pada hadits ini berarti perselisihan pendapat
dan fitnah. Ada pula yang menafsirkan dengan pembunuhan, karena sesungguhnya
fitnah dan perselisihan pendapat merupakan sebab timbulnya pembunuhan
tersebut.
No comments:
Post a Comment
ini komentar