mam Syafi’i Rahimahullah berkata :
الْمُحْدَثَاتُ مِنَ
اْلأُمُوْرِ
ضَرْبَانِ
:
أَحَدُهُمَا : مَا
أُحْدِثَ
ِممَّا
يُخَالـِفُ
كِتَابًا
أَوْ
سُنَّةً
أَوْ
أَثرًا
أَوْ
إِجْمَاعًا،
فهَذِهِ
اْلبِدْعَةُ
الضَّلاَلـَةُ،
وَالثَّانِيَةُ : مَا
أُحْدِثَ
مِنَ
الْخَيْرِ
لاَ
خِلاَفَ
فِيْهِ
لِوَاحِدٍ
مِنْ
هذا
،
وَهَذِهِ
مُحْدَثَةٌ
غَيْرُ
مَذْمُوْمَةٍ
Perkara-perkara baru itu terbagi
menjadi dua macam :
Pertama: Perkara baru yang menyalahi
al-Qur’an, Sunnah, Ijma’ atau menyalahi Atsar, perkara baru semacam ini adalah
bid’ah yang sesat (Bid’ah Dholalah).
Kedua: Perkara baru yang baru yang
baik dan tidak menyalahi satu pun dari al-Qur’an, Sunnah, maupun Ijma’, maka
perkara baru seperti ini tidak tercela (Bid’ah Hasanah).
(Diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi dengan
sanad yang Shahih dalam kitab Manaqib asy-Syafi’i –Jilid 1- Halaman 469).
Kitab : “Muwafaqah Sharih al-MMa’qul Li
Shahih al-Manqul”
Penulis : Ibnu taymiyah
Halaman : 144 – 145
Tarjamah : ” Berkata Imam Syafi’i ra. :
Bidah terbagi menjadi dua, (1) bidah yang menyalahi perkara yang wajib atau
sunnah atu ijma atau atsar sebagian para sahabat maka ini disebut Bid’ah
dlolalah. (2) sedangkan Bid’ah yang bidah yang tidak menyalahi
(sesuai) dengan perkara yang wajib atau sunnah atu ijma atau atsar sebagian
para sahabat maka ini disebut Bid’ah hasanah.
No comments:
Post a Comment
ini komentar