Sunday, 11 October 2015

MABIT Dl MUZDALIFAH DAN WUKUF DI MASY'ARIL HAROM



MABIT Dl MUZDALIFAH DAN WUKUF DI MASY'ARIL HAROM; haji
1.      Mabit di Muzdalifah artinya menginap di Muzdalifah pada malam 10 Dzul Hijjah selepas dari wukuf di Arofah.

2.      Muzdalifah juga dinamakan Jam'. Dibagian sebelah barat dari Muzdalifah ini terletak Masy'aril Harom. Tapi ada orang yang mengatakan bahwa Masy' aril Harom adalah Muzdalifah seluruhnya. Di tempat itu kita berwukuf setelah shalat Subuh sebelum berangkat menuju Jumroh Aqobah.

3.      Allah swt. berfirman dalam Al-Qur'an: Setelah kamu meninggalkan Arofah maka berdzikirlah mengingat Allah di Masy'aril Harom. (Al Baqoroh 198)

4.      Cara mabit di Muzdalifah dan wukuf di Masy'aril Harom menurut sunnah Rasulullah adalah sebagai berikut: Shalat berjamaah Maghrib dan Isya dengan jama' dan qosor di Muzdalifah dengan 1 kali adzan dan 2 kali iqomat, tanpa ada shalat sunat di antara keduanya. Sesudah shalat beristirahat tidur sampai terbit fajar. Setelah terbit fajar shalat berjamaah Subuh dengan 1 kali adzan dan 1 kali iqomat. Selesai shalat Subuh lalu berwukuf di Masy'aril Harom, berdo'a membaca takbir dan Laa Ilaaha illalloh, sampai terang. Kemudian berangkat ke tempat Jumroh Aqobah di Mina sebelum matahari terbit.
Jabir berkata: Dan Nabi saw. berangkat sampai datang ke Muzdalifah, lalu shalat Maghrib dan Isya dengan adzan sekali dan dua kali iqomat, dan tidak shalat (sunat) di antara keduanya. Kemudian berbaring (tidur) sampai terbit fajar: Lalu shalat Subuh setelah jelas waktu Subuh dengan sekali adzan dan sekali iqomat. Kemudian mengendarai Qoswaa sehingga sampai di Masy'adl Harom lalu menghadap kiblat, bertakbir, bertahlil dan membaca kalimat tauhid lalu terus bewukuf sampai terang benar. Lalu berangkat sebelum terbit matahari. (H.R. Muslim)
Shalat Maghrib dan Isya di Muzdalifah, seperti diterangkan pada no. 4 point pertama, tidak di Arofah atau di tempat-tempat sebelum Muzdalifah, begitu juga shalat Subuh di Muzdalifah sangat penting diperhatikan, karena: Rasulullah saw. setelah meninggalkan Arofah, sebelum sampai di Muzdalifah telah ditawari untuk shalat Maghrib oleh Usamah bin Zaid, lalu beliau menolak dan mengatakan bahwa tempat shalat pada saat itu adalah di Muzdalifah. Kata Usamah bin Zaid: Rasullah saw. menyingkir setelah berangkat dari Arofah ke salah satu celah gunung yang ada di sana untuk buang air. Lalu aku menuang air atasnya, lalu aku bertanya: Apakah paduka akan shalat? Beliau menjawab: Tempat shalat ada di mukamu. (H.R. Muslim).
Dari Mudlorris at Tho-i, katanya: Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa shalat Subuh di (Muzdalifah) sini lalu tinggal bersama kami, dan sebelum itu sudah wukuf di Arofah di malam hari atau siang hari (sebelumnya) maka telah sempurna hajinya. (H.R. lbnu Hazm)
Bagi orang-orang lemah, sakit dan sebagainya diberi keringanan, boleh meninggalkan Muzdalifah sebelum fajar.
Aisyah berkata: Adalah Saudah seorang yang gemuk yang berat bergerak, lalu dia meminta izin kepada Rasulullah saw. untuk meninggalkan Muzdalifah di waktu malam, lalu beliau memberinya izin (H R. Muslim)
Dari Ibnu Abbas, katanya: Aku adalah termasuk orang yang diberangkatkan dahulu oleh Rasulullah saw. dalam rombongan keluarganya yang lemah-lemah. (H.R Muslim)
Dari Urwah, dia berkata: Nabi saw. berkeliling ke tempat Ummu Salamah pada hari Nahar, lalu beliau menyuruhnya segera meninggalkan Muzdalifah, sehingga sampai di Mekah, lalu shalat Subuh di sana (H.R. Syafi-i dan Baihaqi).

No comments:

Post a Comment

ini komentar