MABIT Dl
MUZDALIFAH DAN WUKUF DI MASY'ARIL HAROM; haji
1.
Mabit di Muzdalifah artinya menginap di Muzdalifah pada
malam 10 Dzul Hijjah selepas dari wukuf di Arofah.
2.
Muzdalifah juga dinamakan Jam'. Dibagian
sebelah barat dari Muzdalifah ini terletak Masy'aril Harom. Tapi ada orang yang
mengatakan bahwa Masy' aril Harom adalah Muzdalifah seluruhnya. Di tempat itu
kita berwukuf setelah shalat Subuh sebelum berangkat menuju Jumroh Aqobah.
3.
Allah swt. berfirman dalam Al-Qur'an: Setelah
kamu meninggalkan Arofah maka berdzikirlah mengingat Allah di Masy'aril Harom.
(Al Baqoroh 198)
4.
Cara mabit di Muzdalifah dan wukuf di
Masy'aril Harom menurut sunnah Rasulullah adalah sebagai berikut: Shalat
berjamaah Maghrib dan Isya dengan jama' dan qosor di Muzdalifah dengan 1 kali
adzan dan 2 kali iqomat, tanpa ada shalat sunat di antara keduanya. Sesudah shalat
beristirahat tidur sampai terbit fajar. Setelah terbit fajar shalat berjamaah
Subuh dengan 1 kali adzan dan 1 kali iqomat. Selesai shalat Subuh lalu berwukuf
di Masy'aril Harom, berdo'a membaca takbir dan Laa Ilaaha illalloh, sampai
terang. Kemudian berangkat ke tempat Jumroh Aqobah di Mina sebelum matahari
terbit.
Jabir berkata: Dan Nabi saw. berangkat sampai datang ke
Muzdalifah, lalu shalat Maghrib dan Isya dengan adzan sekali dan dua kali
iqomat, dan tidak shalat (sunat) di antara keduanya. Kemudian berbaring (tidur)
sampai terbit fajar: Lalu shalat Subuh setelah jelas waktu Subuh dengan sekali
adzan dan sekali iqomat. Kemudian mengendarai Qoswaa sehingga sampai di
Masy'adl Harom lalu menghadap kiblat, bertakbir, bertahlil dan membaca kalimat
tauhid lalu terus bewukuf sampai terang benar. Lalu berangkat sebelum terbit
matahari. (H.R. Muslim)
Shalat Maghrib dan Isya di Muzdalifah, seperti
diterangkan pada no. 4 point pertama, tidak di Arofah atau di tempat-tempat
sebelum Muzdalifah, begitu juga shalat Subuh di Muzdalifah sangat penting
diperhatikan, karena: Rasulullah saw. setelah meninggalkan Arofah, sebelum
sampai di Muzdalifah telah ditawari untuk shalat Maghrib oleh Usamah bin Zaid,
lalu beliau menolak dan mengatakan bahwa tempat shalat pada saat itu adalah di
Muzdalifah. Kata Usamah bin Zaid: Rasullah saw. menyingkir setelah berangkat
dari Arofah ke salah satu celah gunung yang ada di sana untuk buang air. Lalu aku menuang air
atasnya, lalu aku bertanya: Apakah paduka akan shalat? Beliau menjawab: Tempat
shalat ada di mukamu. (H.R. Muslim).
Dari Mudlorris at Tho-i, katanya: Rasulullah saw.
bersabda: Barang siapa shalat Subuh di (Muzdalifah) sini lalu tinggal bersama
kami, dan sebelum itu sudah wukuf di Arofah di malam hari atau siang hari
(sebelumnya) maka telah sempurna hajinya. (H.R. lbnu Hazm)
Bagi orang-orang lemah, sakit dan sebagainya diberi
keringanan, boleh meninggalkan Muzdalifah sebelum fajar.
Aisyah berkata: Adalah Saudah seorang yang gemuk yang
berat bergerak, lalu dia meminta izin kepada Rasulullah saw. untuk meninggalkan
Muzdalifah di waktu malam, lalu beliau memberinya izin (H R. Muslim)
Dari Ibnu Abbas, katanya: Aku adalah termasuk orang yang
diberangkatkan dahulu oleh Rasulullah saw. dalam rombongan keluarganya yang
lemah-lemah. (H.R Muslim)
Dari Urwah, dia berkata: Nabi saw. berkeliling ke tempat
Ummu Salamah pada hari Nahar, lalu beliau menyuruhnya segera meninggalkan
Muzdalifah, sehingga sampai di Mekah, lalu shalat Subuh di sana (H.R. Syafi-i dan Baihaqi).
No comments:
Post a Comment
ini komentar