MELONTAR
JUMRAH
1.
Ada tiga buah Jumroh di Mina, yaitu: Jumroh 'Aqobah, terletak
paling dekat ke Mekah Jumroh Wustho, yang terletak di tengah. Jarak antara
Jumroh , Aqobah dan Jumroh Wustho kurang lebih 117 m. Jumroh Ula, yang terletak
dekat Masjid Khoif. Jarak antara Jumroh Wustho dan Jumroh Ula kurang lebih
156,5 m.
2.
Pada tanggal 10 Dzul Hijjah yang dilontar
hanyalah Jumroh 'Aqobah. Rasulullah saw. melontarnya pada tanggal 10 Dzul
Hijjah setepas Muzdalifah setelah matahari terbit. Ada riwayat yang mengatakan
bahwa sebahagian orang yang diizinkan oleh Rasulullah meninggalkan Muzdalifah
sebelum fajar, melontar Jumroh Aqobah sebelum matahari terbit bahkan sebelum
terhit fajar, tapi ada yang tegas-tegas melarang melontarnya sebelum matahari
terbit bahkan untuk keluarga beliau yang diizinkannya meninggalkan Muzdalifah
di malam hari. Oleh sebab itu kita harus usahakan melontarnya setelah matahari
terbit. Dan tidak mengapa seandainya kita melontarnya di sore hari sekembali
kita dari Mekah melakukan towaf Ifadloh.
Jabir berkata: Rasulullah saw. melontar Jumroh ('Aqobah)
pada hari Nahar pada waktu Dluha. Adapun yang sesudah itu maka setelah matahari
tergelincir (H R. Muslim).
lbnu Abbas berkata: Sesungguhnya Nabi saw.
memberangkatkan lebih dulu (sebagian) keluarga beliau dan menyuruh mereka tidak
melontar Jumroh 'Aqobah sampai terbit matahari. (H.R. Tirmidzi dan ibnu Hibban)
lbnu Abbas berkata: Adalah Rasulullah saw. dahulu ditanya
pada hari Nahar di Mina, lalu beliau menjawab: Tidak apa-apa. Kemudian seorang
laki-laki bertanya kepada beliau: Saya telah bercukur sebelum menyembelih
(hadyu) ? Beliau menjawab: menyembelihlah, tidak apa-apa. Lalu orang itu
bertanya: Saya melempar (Jumroh) sesudah sore Lalu beliau menjawab: Tidak
apa-apa. (H.R. Bukhari)
3.
Adapun yang dilontar pada tanggal 11, 12 dan
13 Dzul Hijjah adalah tiga Jumroh tersebut semuanya. Dimulai dari Jumroh Ula,
lalu Jumroh Wustho dan Jumroh 'Aqobah. Adapun waktunya melontar di hari-hari
itu adalah setiap setelah matahari tergelincir ke barat. Jangan sampai kita
melontar sebelum waktunya.Orang boleh hanya melontar pada dua hari, yaitu pada
tanggal 11 dan 12. Dan itu dinamakan nafar awal. Dan boleh juga sampai tanggal
13. Dan itulah yang dinamakan nafar tsani.
Hadits riwayat lbnu Umar: Adalah kami dahulu
menunggu-nunggu, maka apabila matahari telah tergelincir kami melontar. (H.R.
Bukhari)
Firman Allah s.w.t: Dan berdzikirlah, kepada
Allah di hari-hari (tasyriq) yang berbilang. Maka barang siapa bersegera pada
dua hari maka tidak ada dosa atasnya, dan barang siapa sampai akhir maka tidak
ada dosa atasnya, bagi orang yang bertaqwa. (AIBaqoroh 203)
4.
Cara melontar Jumroh 'Aqobah pada tanggal 10
Dzul Hijjah menurut sunnah Rasulullah saw. adalah sebagai berikut: Kerikil yang
digunakan melontar masing-masing sebesar kerikil lontaran, yaitu sebesar
kacang. Rasulullah saw. menyuruh memungutnya waktu tiba di Muhassir sepulang
dari Muzdalifah. Tapi dipungut dimanapun boleh.
Fadl bin Abbas berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. di
sore hari Arofah dan pagi hari Muzdalifah berkata kepada orang-orang waktu
mereka berangkat: Kamu harus tenang! Dan beliau menarik kekang unta beliau
sampai masuk ke lembah Muhassir (dia termasuk daerah Mina), beliau bersabda:
Kamu ambillah kerikil lontaran yang akan digunakan melempar jumroh. (H.R.
Muslim)
Melontar dari arah tenggara Jumroh 'Aqobah, sehingga
kiblat terletak di sebelah kiri dan Mina di sebelah kanan pelempar.
Ada
diriwayatkan: Sesampai Ibnu Mas'ud di Jumroh 'Aqobah, lalu dibuatnya Baitullah
pada arah kirinya dan Mina pada arah kanannya dan melontar tujuh kali dan
berkata: beginilah Rasulullah saw. melontar. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Membaca Allahu Akbar beserta setiap kali lontaran. Dan
setelah selesai tujuh kali lontaran membaca doa yang artinya: Ya Allah,
jadikanlah dia haji yang mabrur dan menjadikan dosa terampuni.
Diriwayatkan: Sesampainya Ibnu Mas'ud ke Jumroh 'Aqobah,
lalu melontarnya dari tengah-tengah lembah dengan tujuh kerikil, dalam keadaan
menunggang dan bertakbir beserta setiap kerikil, dan mengucap: Allahumma
Ij'alhu Hajjan mabrura, wa dzanban maghfuura. Dan katanya: Disini dahulu
Rasulullah saw. berdiri. (H.R. Ahmad)
5.
Adapun cara melontar tiga jumroh pada
hari-hari tasyriq menurut sunnah Rasulullah saw. adalah sebagai berikut:
Dimulai melontar Jumroh Ula tujuh kali, dan membaca takbir bersama setiap
lontaran. Lalu menyisih ke tempat yang longgar, berdiri menghadap kiblat dan
berdoa dengan mengangkat kedua tangan. Lalu melontar Jumroh Wustho tujuh kali,
dan membaca takbir bersama setiap lontaran. Lalu menyisih ke tempat yang
longgar, berdiri menghadap kiblat dan berdoa dengan mengangkat kedua tangan,
lebih lama dan yang pertama. Lalu melontar Jumroh 'Aqobah tujuh kali, dan
membaca takbir bersama setiap lontaran dari arah tenggara Jumroh. Lalu
menyingkir tanpa berdiri untuk berdoa.
Salim berkata: Sesungguhnya Ibnu Umar pernah melontar
Jumroh Ula dengan 7 kerikil sambil bertakbir beserta setiap kerikil lalu maju
ke tempat yang datar lalu berdiri lama menghadap kiblat sambil berdoa dengan
mengangkat kedua tangannya. Kemudian melontar Jumroh Wustho lalu mengambil arah
ke kiri pergi ke tempat yang datar lalu berdiri menghadap kiblat kemudian
berdoa dengan mengangkat kedua tangannya dan berdiri lama. Kemudian melontar
Jumroh 'Aqobah dari tengah lembah dan tidak berdiri di situ kemudian menyingkir
dan berkata: Begitulah saya lihat Rasulullah saw. berbuat. (H R. Ahmad dan
Bukhari).
No comments:
Post a Comment
ini komentar