BAB 17 (3) : PERJANJIAN BARU: PENGARANG YANG ANONIM DAN PERUBAHAN-NYA
7. Perubahan Kontemporer pada Teks
Sejauh
ini saya hanya membatasi diri pada pembahasan secara singkat tentang
perubahan PB dalam manuskrip-manuskrip Yunani. Barangkali ada yang
berargumen bahwa, bermula dengan Versi Perbaikan King James pada tahun
1881, setiap edisi mainstream telah berusaha memurnikan teks Biblikal
melalui penelitian kritis terhadap manuskrip-manuskrip tua; dengan kata
lain, bahwa edisi yang berturut-turut ini lebih mendekati teks Biblikal
yang asli, daripada menjauhinya melalui perubahan-peruhahan baik yang
sengaja atau tidak sengaja. Secana umum, kasusnya bukanlah sasedarhana
ini. Setiap terjemahan adalah produk waktu dan tempat tertentu, dan
sudah tentu akan dipengaruhi oleh isu-isu sosial politik apa pun yang
sedang bergolak dalam psikologi sang penerjemah. Terlepas apakah studi
kritis dilakukan terhadap manuskrip-manuskrip atau tidak, concern
terhadap isu-isu semacam itu cukup untuk mendorong produk finalnya
bahkan semakin jauh dari teks aslinya.
Dalam sebuah artikel
berjudul, "The Contemporary English Version: Inaccurate Translation
Tries to Soften Anti-Judaic Sentiment," Joseph Blen¬kinsopp
mendiskusikan sebuah contoh seperti berikut:
Versi Inggris
Kontemporer dari Bibel (CEV), dipublikasikan tahun lalu oleh the
American Bible Society... adalah secara aktif disponsori oleh the
American Interfaith Institute... sebagai Bibel pertama yang tidak '
mengandung anti-Yudaisme. Ada kalanya hal ini disebabkan retranslasi
(penerjemahan ulang), atau dalam beberapa kasus parafrasa (uraian dengan
kata-kata sendiri) atau bahkan omitting (penghapusan), beberapa
sindiran prejudis tertentu pada orang-orang Yahudi dalam Perjanjian
Baru.57
Selanjutnya dia menyebutkan beberapa contoh di mana
'orang-orang Yahudi' (the Jews) telah diubah menjadi 'orang-orang' (the
people), 'sekumpulan besar orang Yahudi' (a great crowd of the Jews)
menjadi 'orang banyak' (a lot of people), dan seterusnya, begitu juga
seperti memperlunak 'Terkutuk¬lah kalian, para juru tulis dan
orang-orang Farisi, orang-orang munafik!'58 menjadi 'Celakalah kalian
orang-orang Farisi dan guru-guru agama! Kalian tukang berpura-pura'.
Tujuan penerjemah, dia menyimpulkan, seharusnya mengikuti teks secara
tulus, bukannya membujuk atau memelintirnya menjadi sebuah ucapan yang
ingin dikatakan oleh penerjemah.59
Barclay Newman, ketua
penerjemah CEV, memberikan respons seraya menegaskan bahwa dia dan
timnya tulus mengikuti kemauan teks Yunani itu.60
Kebanyakan
dalam Perjanjian Baru, the Jews (orang-orang Yahudi) lebih tepat
dipahami sebagai the other Jews (orang-orang Yahudi yang lain) atau some
of the Jews (sebagian orang Yahudi) atau a few of the Jews (beberapa
orang Yahudi) atau the Jewish leaders (para pemimpin Yahudi) atau some
of the Jewish leaders (sebagian pemimpin Yahudi) atau a Jew of Jewish
leaders (beberapa pemimpin Yahudi). Kata-kata itu tidak pernah
dimaksudkan sebuah bangsa secara keseluruhan... Pontius Pilate¬gubernur
Romawi-yang menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus! Dan orang-orang yang
memaku Yesus pada tiang salib adalah serdadu¬serdadu Romawi.61
Membantah
adanya pelunakan dalam CEV Newman menambahkan bahwa risalah Yesus
adalah lebih dimaksudkan untuk menyatukan Orang¬orang Yahudi dan
non-Yahudi daripada memprovokasi sentimen anti-Yahudi. Penerjemahan PB
yang tulus memerlukan suatu pencarian "cara-cara yang kesan-kesan yang
salah dapat diminimalisasi dan kebencian dapat diatasi".62¬Bagaimana pun
juga dalam mengejar tujuan ini, tim CEV sering membuat kesan-kesan
salahnya sendiri tentang orang-orang Israel dengan mengayun ke arah yang
berlawanan. Sebagai contoh:
* KJV memberikan terjemahan 2 Tawarikh 21: 11-13 berikut ini:
11.
Lebih dari itu [Yehoram] mendirikan tempat-tempat penyembahan berhala
di daerah pegunungan Yehuda, dan menyebabkan rakyat Yerusalem, dan dari
situ memaksa rakyat Yehuda, melakukan perzinaan.
12. Lalu ia mendapat
sepucuk surat dari Nabi Elia, yang mengatakan, Begitulah berkata
Tuhannya David ayahmu, sebab engkau tidak mengikuti jejak Yosafat
ayahmu, dan jejak Asa raja Yehuda,
13. Sebaliknya engkau mengikuti
jejak raja-raja Israel, dan menyebabkan rakyat Yehuda dan Yerusalem
tidak setia kepada Tuhan, Engkau berbuat seperti Raja Ahab, dan juga
membunuh saudara-saudaramu seayah, padahal mereka lebih balk darimu.
RSV
dan New World Translation 63 keduanya kurang lebih memberikan arti yang
sama ("ketidaktulusan" dan "hubungan immoral" secara berurutan).
Saya berkesimpulan demikian sebab terjemahan CEV telah mengejutkan saya karena sangat berheda:
11.
Yehoram hahkan mendirikan tempat-tempat suci lokal di bukit-bukit
Yehuda, dan membiarkan rakyat berdosa kepada Tuhan dengan menyembah
tuhan-tuhan asing.
12. Suatu hari, Yehoram menerima sepucuk surat
dari Nabi Elia yang mengatakan: Saya ada sebuah pesan untukmu dari Tuhan
yang disembah nenek-moyangmu David. Dia tahu bahwa engkau tidak
mengikuti jejak ayahmu Yosafat atau kakekmu Asa.
13. Sebaliknya
engkau telah berbuat seperti raja-raja Israel yang berdosa dan mendorong
rakyat Yehuda untuk berhenti menyembah Tuhan, persis seperti yang
dilakukan oleh Ahab dan anak-cucunya. Engkau bahkan membunuh
saudara-saudaramu, yang sebetulnya mereka itu lebih baik darimu.
Menghapus
referensi-referensi khusus mengenai perzinaan dan pelacuran agaknya
tidak mempunyai dasar apa pun selain ingin memelihara opini pembaca
terhadap moralitas publik selama masa terpecahnya kerajaan dari
tergelincir lebih jauh menuju yang negatif.
* Berikut ini adalah dua ayat dari Yesaya, diambil dari KJV:
(36:11)
Lalu berkatalah Elyakim, sebna dan Yoah kepada Rab-Syakih, Bicaralah,
aku harap, kepada para pembantumu dalam bahasa Suriah; sebab kami paham:
dan janganlah bicara kepada kita dalam bahasa Yahudi, nanti dimengerti
rakyat di atas tembok kota itu.
(36:13) Kemudian Rab-Shyakih berdiri dan berteriak dalam bahasa Yahudi, dan berkata, Dengarlah kata-kata raja agung, raja Asyur.
Frase
yang sama, 'bahasa Yahudi' (atau 'bahasa Kanaan') bisa juga ditemukan
dalam Yesaya 19:18, 2 Raja-raja 18:26, dan 2 Tawarikh 32:18; bahwa tak
satu pun dari kelima ayat ini yang merujuk 'bahasa Yahudi' sebagai
bahasa Ibrani agaknya lebih dari pada sekadar kebetulan.64 New World
Translation dan RSV kurang lebih mengikuti fraseologi yang sama.
Bagaimana pun juga CEV menerjemahkan kelima ayat tersebut sebagai bahasa
Ibrani, tanpa mem¬berikan catatan lebih ]anjut. Tentu saja CEV
dimaksudkan untuk bacaan verbal yang mudah dan tidak untuk studi
tekstual, namun hal itu bukan lantas dapat dijadikan alasan bagi
penerjemahan dan asumsi yang tak benar (khususnya ketika frasa yang
benar itu begitu simpel).
• Di dalam Injil Yohanes kita dapatkan:
(9:22)
Ibu bapak orang [buta] itu berkata begitu sebab mereka takut kepada
orang-orang Yahudi, karena orang-orang Yahudi itu sudah sepakat bahwa
jika seseorang mengakui [Yesus] sebagai Kristus, dia tidak boleh lagi
masuk sinagog.
Ini menurut RSV sementara di dalam CEV kita baca:
(9:
22-23) Ibu bapak orang itu berkata begitu sebab mereka takut kepada
para pemimpin mereka. Para pemimpin itu telah bersepakat bahwa tak
seorang pun boleh berhubungan dengan siapa saja yang berkata bahwa Yesus
adalah Juru Selamat.
Sudah barang tentu jika ada seseorang yang
sedang menciptakan sebuah image yang salah, maka para penerjemahlah yang
di sini telah membuang referensi kepada "tidak boleh lagi masuk
sinagog", yang membuat bagian ini berbunyi seakan-akan para pemimpin
Yahudi telah dibuat sedikit jengkel dan siap memberikan teguran pedas.
Contoh-contoh
ini adalah yang ditemukan secara kebetulan ketika me¬nulis bagian awal
dari buku ini, dan secara natural seseorang yang mempunyai inklinasi dan
waktu akan dapat menemukan ayat-ayat tambahan yang lebih banyak lagi di
mana para penerjemah telah memperkuat impresi-impresi salah yang baru.
CEV hanyalah salah satu test case yang mutakhir; lebih dari empat puluh
terjemahan Inggris sendiri dicetak, masing-masing mengandung
ke¬khususan-kekhususannya sendiri. Sebagai contoh banyak penginj il yang
meng¬anggap edisi-edisi utama Revised Standard Version terlalu liberal;
New Testament in Modern English mengandung susunan kata-kata yang tak
lazim; Living Bible mencampur teks dengan interpretasi, memasukkan
kata-kata yang membuat teks sesuai dengan pandangan fundamentalis.
Sebagian besar Bibel mengadopsi suatu pandangan teologis yang berbeda
tentang Yesus Kristus dengan memilih bacaan-bacaan tertentu di atas
lainnya: "seorang perempuan muda akan mengandung" untuk "seorang perawan
akan mengandung" (Yesaya 7:14), "anak satu-satunya" untuk (anak
satu-satunya yang diperanakkan (Yohanes 1:14, 18), "Yesus Kristus",
untuk "Yesus Kristus, anak Tuhan" (Markus 1:1) dan seterusnya. Perbedaan
implikasi dan arti teologis yang ada dalam bibel-bibel ini - sebagai
akibat dari penyusupan, penggantian, atau omisi , apalagi penggunaan
varian-varian yang selektif - hanya dapat dilabeli sebagai sebuah
perusakan teks original.
8. Manuskrip-Manuskrip Kuna Menolak Doktrin-Doktrin Kristen yang Tersebar Luas
Baik
melalui perubahan-perubahan yang terus berlaku atau pembuangan hal-hal
yang tak murni yang sebelumnya menyusup ke dalam teks, PB yang ada
sekarang sering merupakan sebuah antagonis yang tajam daripada
doktrin¬doktrin Kristen yang dimuatnya itu sendiri. Pertama-tama,
mayoritas orang Kristen hanyalah familiar dengan beberapa seleksi bagian
tertentu yang secara regular dibaca atau dikomentari dalam
khotbah-khotbah. Sebagaimana yang dicatat Maurice Bucaille, "Dengan
pengecualian orang-orang Protestan, memebaca Injil-Injil secara
keseluruhan merupakan hal yang tidak biasa dilakukan orang Kristen...
Di sekolah Katolik Roma saya punya buku-buku Virgil dan Plato, tapi
tidak punya Perjanjian Baru."65 Sekarang kita temukan bahwa banyak di
antara bagian-bagian yang dipilih ini, favorit tradisional para
peng¬injil dan bangunan dasar pengetahuan orang Kristen awam tentang
agamanya sendiri, pada kenyataannya adalah palsu atau sekurang-kurangnya
tidak dapat dipercaya, ditambah lagi telah diperlemah melalui catatan
kaki-catatan kaki yang bersifat kehati-hatian di dalam Bibel
kontemporer, atau bahkan dibuang kedua-duanya. Bagian-bagian ini
menyentuh esensi doktrin Kristen itu sendiri.
* Trinitas
Kita
telah mendiskusikan panjang lebar mengenai interpolasi Comma Johaaeum
pada abad ke-16 menjadi 1 Yohanes 5:7, statemen Trinitas yang berkenaan
dengan "Bapa, Kalimat, dan Roh Kudus, dan ketiga¬tiganya adalah satu."
Begitu terkenalnya interpolasi ini hingga mem¬buat saya tidak menyadari
adanya Bibel yang masih juga memasukkan bagian ini semata-mata untuk
memelihara Authorized King James Version 1611 yang orisinal.
Satu-satunya bagian yang masih mene¬gaskan doktrin Trinitas secara
jelas-jelasan adalah Matius 28:19, "Sebab itu pergilah kepada segala
bangsa dan jadikanlah mereka pengikut-pengikutku, baptislah mereka atas
nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Ajarkanlah mereka menaati semua yang
sudah kuperintahkan kepadamu."66 Berdasarkan itu, Akhir perkataan paska
kebangkitan ini, yang tak dijumpai di Injil lain atau tempat mana pun di
dalam PB, telah dianggap oleh sebagian sarjana sebagai sebuah
interpolasi yang dimasukkan ke dalam Matius. Juga dijelaskan bahwa ide
'jadikan pengikut' sebetulnya dilanjutkan dengan 'ajarkan mereka,' yang
sehingga rujukan kepada pembaptisan dengan formula Trinitarian di antara
kalimat-kalimat tersebut merupakan sebuah susupan yang disusupkan
kemudian ke dalam ucapan tersebut.67
* Ketuhanan Yesus
Apakah Yesus pernah merujuk dirinya sendiri sebagai Anak Tuhan hampir secara eksklusif bersandar pada Lukas 10:22,
Tidak
seorang pun mengenal Anak, selain Bapa. Tidak ada juga yang mengenal
Bapa selain Anak; dan orang-orang kepada siapa Anak itu mau
memperkenalkan Bapa.
Kata-kata ini diulang secara harfiah di
dalam Matius 11:27, sebab Lukas dan Matius kedua-duanya mengambil bacaan
ini dari Q.68 Akan tetapi, kata¬kata ini berasal dari lapisan ketiga
dari Q, lapisan yang ditambahkan orang¬orang Kristen sekitar tahun 70
M.69 Tidak satu pun dari dua lapisan yang terdahulu, termasuk Q yang
asli yang dipelihara oleh pengikut-pengikut awal Yesus sendiri, memuat
sesuatu tentang ketuhanan Yesus Kristus. Di samping itu, frasa Anak
Tuhan ditemukan dalam PB di bawah kedok-kedok dan arti-arti yang
berbeda, yang tidak satu pun mengimplikasikan keperanakan secara
langsung karena hal itu akan bertentangan dengan monoteisme Yahudi.70
Dalam pemikiran Yahudi Anak Tuhan berarti seorang manusia yang memiliki
hubungan moral (bukan fisik) dengan Tuhan,71 dan dengan demikian, sangat
mungkin bahwa orang-orang Kristen awal menggunakan sebutan ini untuk
Yesus dalam arti seperti itu, karena telah dibesarkan dalam tradisi
Yahudi. Jika demikian masalahnya, maka pengaruh Helenisme, di mana para
kaisar senang memandang diri mereka sendiri sebagai keturunan langsung
dari tuhan-tuhan atau dewa-dewa, dapat dianggap sebagai yang bertanggung
jawab dalam berubahnya persepsi orang-orang Kristen belakangan dari
pengertian hubung¬an moral menjadi hubungan fisik sera langsung.
Kembali
kepada PB, terjemahan KJV 1 Timotius 3:16 mengulas ketuhanan Yesus
dalam rupa manusia: "Dan tidak ada yang dapat menyangkal, betapa
besarnya rahasia ketuhanan: Tuhan menampakkan diri dalam rupa
manusia..." Analisis tekstual modern telah melempar bacaan ini menjadi
sebuah kebingungan, dengan semua versi yang saat ini memilih sebagai
gantinya untuk Dia [Siapa or Yang mana] manisfestasikan secara sempurna.
Contoh-contoh lain dari kritik teks yang melemahkan ketuhanan Yesus
adalah Markus 1:1 ("Anak Tuhan" dibuang); Yohanes 6:69 ("Kristus, Anak
Tuhan yang hidup" menjadi "Orang Suci dari Tuhan"); Kisah Rasul-rasul
8:37 (seluruh ayat, termasuk "Aku percaya bahwa Yesus Kristus Anak
Tuhan", dibuang);72 dan 1Korintus 15:47 ("Orang kedua adalah Tuhan dari
langit" menjadi "orang kedua adalah dari langit.")73
* Penebusan
Hal
ini mengacu pada penebusan dosa warisan (original sin) manusia oleh
Yesus bagi orang-orang yang mengimani bahwa Kristus mati (disalib)
karena dosa kolektif mereka. Oleh karena itu, hal ini merupakan
pertunjukan cinta dan pengorbanan yang tertinggi dalam Kristen, dengan
syafaat Yesus untuk semua umat manusia di saat penderitaan yang paling
besar:
Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang sedang mereka perbuat.
Tapi
ucapan bersejarah yang ada di dalam Lukas 23:24 ini (yang tentu
merupakan salah satu dari ayat-ayat dalam Bible yang paling sering
dinukil) seluruhnya absen dalam berbagai manuskrip tua, dan yang paling
tua adalah ± 220 M. P. W. Comfort mengamati bahwa "agaknya teks ini
bukanlah bagian dari tulisan asli Lukas, tapi ditambahkan belakangan...
dari tradisi oral."74 Begitu esensialnya ayat ini bagi
penjelasan-penjelasan Injil, sehingga semua penerbit memasukkannya,
dengan memberikan sebuah penjelasan di catatan kaki setelahnya.75 Begitu
juga kita harus catat Yohanes 6:47 (KJV menerjemahkan: "Orang yang
percaya kepadaku mempunyai kehidupan yang kekal"), di mana kritikus teks
telah memengaruhi Bibel-bibel modern untuk membuang "kepadaku" sehingga
ayat itu tidak lagi membedakan Kristus sebagai Penebus dosa.
* Kenaikan
'Tidak
satu pun dari keempat Injil yang mcriwayatkan kenaikan Kristus ke
langit setelah Kebangkitannya dari kubur dengan kualitas yang dapat
dipercaya. Matius dan Yohanes kedua-duanya menyimpulkan tanpa mengacu
pada kenaikan. Lukas 24:51 ("dan dinaikkan ke langit") tidak terdapat
dalam berbagai manuskrip tua,76 dan oleh karenanya sering cukup
dicantumkan dalam catatan kaki. Namun yang benar-benar paling
mengherankan adalah Markus, di mana kedua belas ayat seluruhnya -
termasuk Kenaikan - tidak ditemukan di mana pun juga dalam berbagai
manuskrip, yang menempatkan Bibel-bibel kontemporer dalam situasi kaku
dan janggal, harus memanjangkan akhirannya atau menyingkatkannya.77
Hasil akhirnya adalah tidak ada satu pun ayat yang secara eksplisit
menyebutkan Kenaikan selamat dari pemeriksaan tekstual dalam keempat
Injil.78
9. Kesimpulan
Masih terdapat banyak contoh-contoh
lainnya, tapi permasalahannya sudah cukup jelas: beberapa fondasi
doktrin Kristen yang sangat mendasar, yang diduga berasal dari
penjelasan Bibel tentang kehidupan Yesus, ternyata ada kalanya tidak
terbukti atau hampir tidak ada bukti tekstual sama sekali dalam
edisi-edisi keempat Injil modern itu. Dengan adanya berbagai bacaan
esensial dan sangat diminati yang dibuang dari KJV kemudian apa lagi
dasar¬dasar Kristen baru yang secara teologis lemah ini? Lagi
doktrin-doktrin dan prinsip-prinsip dasar apakah yang masih dapat
dipegangi gereja dengan kuat?
Sebelumnya kita sudah ketahui bahwa
sejarah situasi politik Yahudi sepenuhnya tidak mendukung untuk
pemeliharaan PL, dengan sebagian besar penguasa-penguasa Yahudi yang
menggalakkan politeisme dalam skala luas. Teks itu telah hilang
berkali-kali, dan setelah penemuannya yang terakhir pun (dari sumber apa
saja) pada abad ke-5 M, la senantiasa menjadi sasaran perubahan
terus-menerus.
Sekarang kita saksikan bahwa sejarah juga tak
bersahabat dengan PB. Sumber utama Kristen itu sendiri, Yesus, merupakan
sebuah figur yang eksistensi historisnya tidak mungkin dibuktikan lewat
sumber-sumber utama.
Sebagian dari ajaran-ajarannya ditemukun
dalam Q, hanya saja kemudiun Q mengalami interpolasi dalam masa beberupa
dekade dan akhirnya hilang, tertimhun dengan berbagai macarn mitos
Yesus yang segera beredar di kalangan Kristen. Menjelang akhir abad
pertama, beberapa karya biograti muncul; pengarang-pengarangnya anonim,
dan tak satu pun dari mereka yang memiliki pengetahuan langsung tentang
kehidupan Yesus, juga tak satu pun yang menyebutkan sumber-sumber
informasinya. Sekte-sekte rival pun bermunculan, masing-masing tidak
segan-segan mengubah ayat-ayat yang dianggap perlu untuk menguatkan
pandangan khususnya tentang Kristus: Tipe-tipe teks berkembang, beragam,
melahirkan yang lebih baru, dan menjadi populer. Resensi-resensi mulai
marak, interpolasi-interpolasi terus berlangsung, analisis-analisis
tekstual mulai meragukan beberapa bacaan yang signifikan. Dan sampai
kini setiap Bibel dapat secara hati-hati memilih varian-variannya,
susunan-susunan katanya, dan oleh karenanya sampai pada Yesus yang
sedikit berbeda.
Mereka yang berargumen bahwa beberapa dari
ajaran Yesus masih senantiasa ada dalam keterangan-keterangan Injil
sejatinya salah menanggapi; yaitu, bahwa kata-kata ini memang ada secara
huruf tapi tidak secara spirit. Apa gunanya maklumat-maklumat mengenai
kebajikan dan kecintaan, ketika keseluruhan agama itu sendiri telah
menyelewengkan keinginan-keinginan orisinal Yesus (sebagaimana
disaksikan dalam Q) menjadi agama yang mengajarkan penyembahan Yesus
Kristus sebagai Anak Tuhan dan keselamatan melalui kepercayaan bahwa ia
telah disalib untuk menebus dosa seluruh manusia?
Kita
sesungguhnya telah beranjak sangat jauh dari dunia isnad- isnad,
sertifikat- sertifikat membaca, tradisi kesaksian, kontak pribadi,
huffaz, Mushaf `uthman, dan teks suci yang kemurniannya senantiasa tidak
diragukan selama lebih dari empat belas abad. Perbedaan (antara
Al-Qur'an dan Bibel) ibarat terang-benderangnya sinar matahari tengah
hari versus gelap-gulitanya bayang-bayang tengah malam, dan kekontrasan
inilah yang menyulut kecemburuan mereka-mereka yang terbiasa dengan
Kitab-kitab Suci Biblikal untuk terus berusaha memandang kemurnian Kitab
Suci yang lain dan terpeliharanya dari perangkap waktu sebagai tidak
dapat diterima dengan akal.
No comments:
Post a Comment
ini komentar