BAB 8 : PERKEMBANGAN ALAT PEMBANTU BACAAN
DALAM MUSHAF 'UTHMANI
DALAM MUSHAF 'UTHMANI
Sebelum membahas
masalah yang lebih kompleks dalam ilmu tulisan Arab kuno (Arabic paleography)
dan sistem tanda titik dalam bab yang akan datang, di sini kita hendak
mengupas secara ringkas beberapa alat bantu visual dan perkembangan estetika
yang dimasukkan oleh para penulis ke dalam Mushaf.
1. Tanda
Pemisah Surah
Pada awalnya naskah Mushaf
'Uthmani tidak mempunyai pemisah surah (
), permulaan tiap surah dapat diketahui dari
ungkapan kalimat:
, yang biasanya ditulis dengan jarak sedikit
lebih senggang. Hal ini kita dapat kita saksikan dalam sample di bawah ini.
|
Gambar 8.1: Sebuah Mushaf abad pertama Hijrah di dalam skrip Hejazi. Sumber: Masahif San'a, papan 4. |
Beberapa naskah yang
tak resmi yang ditulis bersamaan dengan Mushaf ‘Uthmani, pemisah surah untuk
pertama kali dapat kita lihat secara selayang pandang melalui pengenalan sebuah
ornament sederhana. Biasanya ungkapan kalimat KHAT itu yang selalu tampak
tertulis. Contohnya dalam Mushaf Malik bin Abi 'Amir.1
|
Gambar 8.2: Sebuah Mushaf abad pertama Fiijrah di dalam skrip flejazi. Sumber: Masahif San `a, papan gambar 11. |
|
Mushaf ini tidak diikuti dengan pengenalan nama
surah, dalam warna yang berbeda, tetapi masing-masing tetap mempertahankan
bentuk ornament dan kata-kata
Gambar 8.3:
Sebuah Mushaf terakhir abad pertama atau awal abad ke dua hijrah, sebuah
ornament yang diikuti dengan nama surah (dalam tinta emas) memisahkan surah
yang lain. Jasa Baik dari Museum Arsip Nasional Yaman.
|
2. Pemisah
Ayat
Mushaf Samarqand (juga
dikenal sebagai Mushaf Tashkent), dinisbatkan ke ‘Uthmani, yakni bahwa
kemungkinan la merupakan kopian dari aslinya. Nampaknya mushaf tersebut
ditulis oleh beberapa tangan yang diantaranya menghapus pemisah-pemisah ayat.
|
Gambar 8.4: Mushaf Tashkent. Sumber: al-Munaggid, Etudes, hlm. 5 |
|
Gambar 8.5: Lembaran lain dari Mushaf Tashkent (Samarqand). |
Sebelumnya, pemisah
ayat yang panjang disisipkan. Tidak tampak adanya penggunaan cara tertentu
yang ditetapkan. Setiap penulis bebas menggunakan pilihan sendiri. Ketiga
contoh yang saya kemukakan, semua diambil dari Mushaf yang ditulis dalam skrip
Hejazi (tahun pertama Hijrah). Dalam contoh pertama, pemisah ayat berbentuk dua
kolom dari setiap tiga titik; dalam contoh kedua, berbentuk garis dan empat
titik, dalam contoh ketiga, titik yang berbentuk segitiga.
|
Gambar 8.6: Mushaf abad pertama Hijrah dengan pemisah ayat dalam bentuk titik kolom. Sumber: Musahif San’a, papan 3 (hlm. 61) |
|
Gambar 8.7: Sebuah Mushaf abad pertama Hijrah dengan pemisah ayat dalam benruk empat titik honisontal. Sumber: Musahif San'a, papan 3 (hlm. 60). |
|
Gambar 8.8: Sebuah lagi Mushaf abad pertama Hijrah dengan pemisah ayat dalam bentuk segi tiga Jasa baik dari Museum Arsip Nasional Yaman.. |
Kemudian hiasan
selanjutnya digunakan dalam bentuk ciri khusus umuk setiap ayat kelima dan /
atau kesepuluh.
|
Gambar 8.9: Sebuah Mushaf abad kedua Hijrah dengan tanda khusus pada setiap ayat kesepuluh (baris kedua dari atas). Jasa baik dari Museum Arsip Nasional Yaman. |
|
Gambar 8.10:
Mushaf ini dari ahad ketiga Hijrah, mempunyai tanda untuk setiap ayat kelima
(baris ketiga dari atas dalam bentuk satu titik berwarna emas) dan tanda
lainnya pada setiap ayat kesepuluh (baris ketiga dari bawah). Semua
ayat yang lain dipisahkan oleh bentuk segitiga. Dicetak ulang dengan
ijin perpustakaan Inggris, Manuskrip Or. 1397, F 15b.
|
Mushaf penting yang
lain, yang ditulis oleh seorang ahli kaligrafi Ibn al Bawwab dan tertanggal
391 H/1000 M. disimpan pada Chester Beatty. Dalam Mushaf ini ada beberapa tanda
khusus untuk setiap ayat kelima dan kesepuluh, dan selanjutnya ditulis kata-kata
... seperti sepuluh, dua puluh, tiga puluh,
dan seterusnya.
3. Kesimpulan
Dalam bab yang lalu
kita telah jelaskan sikap kepedulian al-Hajjaj dalam pencarian letak satu per
tiga, satu per empat, dan satu per tujuh Al-Qur'an. Tidak lama kemudian sekitar
abad pertama Hijrah, Mushaf dikelompokkan ke dalam tujuh bagian yang disebut manazil
(
). Pengelompokan ini sengaja dibuat untuk
orang yang hendak menyelesaikan bacaan seluruh Mushaf dalam waktu satu minggu.
Pada abad ketiga Hijrah muncul kesimpulan lain yang mengelompokkan Al-Qur'an ke
dalam tiga puluh bagian
(
Juz' ) bagi mereka yang ingin menghabiskan tadarus
dalam waktu satu bulan. Pembagian ini adalah sebagai perkembangan kajian
yang dilahirkan oleh al-Hajjaj dan telah berfungsi sebagai alat yang bermanfaat
untuk sernua orang yang mau memakainya.
(
Bermacam-macam
batasan, seperti menggunakan tinta emas dan perkembangan yang lainnya, sudah
digunakan menurut selera kemampuan setiap penulis. Tetapi ini semuanya hanya
seni, tidak seperti pemisah surah dan ayat betul-betul merupakan alat bantu
yang tidak akan kita bedah di sini. Banyak lagi alat bantu lainnya, dalam
bentuk titik dan tanda diakritikal (di atas dan di bawah), dan ini
memengaruhi terhadap sistem pengajaran Al-Qur'an untuk orang bukan Arab di
seluruh dunia Islam. Alat-alat bantu ini, dan beberapa kontroversi pendapat para
orientalis akan kita bongkar dalam bab berikutnya.
No comments:
Post a Comment
ini komentar